Prolog

6.9K 307 1
                                    

"SIAPA LAKI-LAKI ITU BUN?!!" Seorang pria paruh baya terlihat berteriak marah kepada sang istri.

"Maaf, Yah." ia tidak bisa menjawab apa-apa.

Sedangkan dikamar yang berada dilantai atas, bocah 12 tahun yang berstatus sebagai kakak memeluk adiknya yang ketakutan. "Ayah sama Bunda kenapa kak..." adik yang hanya berbeda 1 tahun dengan kakaknya itu mulai menangis.

"Sstt... Udah gapapa. Ada kakak." ucapnya berusaha menenangkan sang adik.

"Ayo kita turun dek." ajak si sulung. Ia sangat khawatir pada Bundanya.

"Bunda!" si bungsu berlari memeluk sang Bunda. Namun tak berlangsung lama karena sang Ayah menariknya. "Adek ikut Ayah." si sulung mematung mendengar perkataan sang Ayah.

"Apa maksudmu Yah?" airmata sang Bunda mulai menetes.

"Aku mau kita pisah. Adek sama kakak ikut aku." si sulung menggeleng ribut kemudian berlari menuju sang Bunda. "Nggak! Kakak mau ikut Bunda!"

"Nak, ikut sama Ayah ya?" pinta sang Ayah.

"Nggak! Aku nggak mau pisah sama Bunda. Ayah nggak tau apa-apa soal Bunda! Bunda bukan orang yang seperti itu!" ia mulai menangis.

Si bungsu terus saja menangis. Ia paham apa yang orangtuanya bicarakan, tapi ia tak bisa berbuat apa pun. Dan ia juga sadar, bahwa setelah hari ini semuanya tidak akan baik-baik saja.

.
.
.

Setiap anak ingin keluarga yang sempurna, tapi tidak semua anak memilikinya
______________

09 Februari 2023

I'm back guys...
Semoga suka yaa
Jangan lupa vote and coment ❤

Arrayan Chandraka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang