3 hari berlalu. Semenjak kepulangannya dari kemah, sejak itu pula Chandra hanya diam dirumah agar kakinya cepat sembuh. Meskipun begitu, Samuel tetap menjadwalkan les seperti biasanya. Bahkan Bu Arin pun turut diminta untuk mengajari Chandra dirumah.
Seperti saat ini, les Bu Fira sedang berlangsung. Chandra sudah duduk manis bersama Nathan dan Deon sejak satu jam yang lalu. Sesekali ia meringis saat mengubah posisi duduknya karena pegal.
30 menit kemudian, Bu Fira mengakhiri pembelajaran dan pamit pulang. Setelahnya, Reina mengajak anak-anaknya untuk makan malam.
Beberapa menu makan malam sudah tersedia di meja makan. Mereka duduk dan menyantapnya dalam keheningan.
"Ayah masih belum pulang Bun?" tanya Deon. Biasanya, Ayahnya itu selalu pulang bertepatan dengan berakhirnya pembelajaran Bu Fira.
Reina menggeleng menjawab pertanyaan putranya. "Ayah lembur."
Tanpa sadar, Chandra mengucap syukur didalam hatinya. Ia bersyukur, setidaknya untuk malam ini tak ada sindiran-sindiran yang ditujukan padanya karena ia tak masuk sekolah.
Selesai makan malam, mereka menuju kamar masing-masing sementara Reina membereskan meja makan. Chandra pergi kekamarnya dengan sedikit tertatih. Kakinya itu masih sedikit ngilu, tapi ia masih bisa menahannya.
"Ayo gue pegangin." kata Nathan.
"Nggak usah. Gue bisa sendiri." Chandra tetaplah Chandra yang keras kepala.
Sampai dikamar, Chandra mendudukkan dirinya di ranjang sedangkan Nathan duduk di meja belajarnya.
"Besok lo sekolah?" tanya Nathan. Chandra hanya mengangguk sebagai jawaban dan sibuk mengutak-utik ponselnya. Ia sedang mengirimkan pesan ke Rafa.
Rafa
Besok ada tugas?|
Chandra merebahkan tubuhnya menunggu balasan dari Rafa. Ia melirik Nathan yang sedang memasukkan beberapa buku kedalam tas.
Tingg
Chandra segera membuka ponselnya. Itu adalah pesan dari Rafa.
Rafa
|Mtk peminatan doang
|Halaman 77-83
|Besok lo masuk?Iya, masuk|
Chandra berjalan menuju meja belajarnya hendak mengerjakan tugas yang dikatakan Rafa.
"Ada tugas lo?"
"Iya. Udah sana lo tidur duluan aja."
"Okedeh. Jangan tidur malem-malem."
__________________
Pagi ini, Chandra sudah kembali masuk sekolah. Rafa, temannya itu sudah menunggunya di parkiran. Mau bantuin Chandra jalan katanya. Padahal Chandra masih bisa jalan sendiri. Kalau pun tidak bisa, masih ada Nathan atau Bang Deon yang membantunya.
Sampai di kelas, Chandra terheran dengan anak-anak lain yang sedang bergulat dengan bukunya masing-masing. Chandra pun menoleh pada Rafa seolah meminta jawaban. Namun Rafa hanya mengangkat bahunya singkat.
Mereka duduk di bangku masing-masing. Chandra memutuskan untuk bertanya pada Dirga, si ketua kelas.
"Dir, anak-anak kenapa dah?" Dirga yang juga sedang belajar pun menoleh pada Chandra.
"Lo gak tau?" Chandra menggeleng.
"Ohiya lo kan gak masuk 3 hari ini." Dirga terkekeh.
"Hari ini ulangan matematika peminatan." Mata Chandra sukses membulat. Ulangan? Kenapa Rafa tak memberitahunya semalam? Bahkan Rafa yang mendengar jawaban Dirga pun ikut terkejut. Sepertinya anak itu lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrayan Chandraka ✔
Teen FictionArrayan Chandraka Diumurnya yang kini menginjak 16 tahun itu, sudah diuji oleh kerasnya dunia. Berusaha meluruskan satu persatu, namun takdir berkata lain. Takdir membawanya kepada kehidupan yang baru. Kehidupan yang entah bagaimana kedepannya. Sela...