UAS hari terakhir akhirnya selesai juga. Chandra hanya bisa berpasrah setelah mengerjakan semampu yang ia bisa. Masalah nilai, Chandra hanya bisa berdoa yang terbaik.
Sesuai janjinya pada Rafa, mereka akan pergi ke kafe sebagai perayaan selesainya UAS. Saat ini, mereka sudah berada disebuah kafe yang tak jauh dari sekolah. Memesan beberapa menu kemudian memilih duduk disudut ruangan.
Tak menunggu lama, pesanan mereka datang. Berbincang-bincang sembari memakan makanannya.
"Tumben Chan kak Mahen kagak ngintilin lo."
"Dia juga lagi makan-makan sama temennya kali Raf."
"Lagian abis ini kita juga ada janji." lanjutnya.
"Mau kemana lo?"
"Mau ketemu sama Om Bara."
Dahi Rafa berkerut. "Om Bara siapa lagi?"
"Emm.. Gimana ya. Om Bara itu kenalannya Bunda. Terus semenjak Bunda meninggal, kak Mahen tinggal sama Om Bara. Itu sih yang aku tau." Rafa membulatkan mulutnya mendengar jawaban Chandra.
"Btw liburan lo mau kemana Chan?"
Chandra menggeleng. "Gatau, palingan juga gak dibolehin Ayah buat pergi. Padahal dulu Ayah gak pernah pulang, gak pernah tuh nuntut gue buat lakuin yang dia ingin. Tapi sejak adanya Bunda Reina, Ayah berubah."
"Heran dah gue sama Om Sam. Sama anak sendiri tega banget. Terus lo biasanya kalo liburan semester kemana sama temen lo?"
Chandra menggeleng. "Nggak kemana-mana. Paling mentok ya ngumpul-ngumpul doang sama sepedaan."
Rafa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo waktu SMP punya temen Chan?"
"Ada. Tapi dia lanjut SMA diluar kota."
Cring cring
Lonceng yang berada diatas pintu masuk berbunyi menandakan pintu tersebut dibuka oleh seseorang. Suara itu menarik perhatian Chandra dan Rafa untuk melihat siapa yang datang.
Terdapat seorang wanita cantik berumur 30 tahunan yang sangat dikenal oleh Rafa.
"Tante!" Rafa berteriak menyapa sambil melambaikan tangannya, membuat wanita itu tersenyum dan menghampiri mereka.
"Tante kapan pulang ke Indonesia? Kok nggak kerumah Mama?"
"Udah sekitar satu bulan sih. Hehe maaf ya tante belum sempat. Masih sibuk ngurusin pindahan sama usaha baru tante."
"Eh ini teman kamu?"
"Saya Chandra tante." ucapnya sopan sambil mencium tangan tante Rafa itu.
"Yaudah tante mau beli dulu ya, lagi buru-buru soalnya."
"Iya tan, jangan lupa main kerumah Rafa loh."
Wanita itu semakin tersenyum lebar mendengar permintaan keponakannya itu. "Iya-iya." Wanita itu mengusap rambut Rafa sebelum akhirnya berlalu meninggalkan keduanya.
"Siapa Raf?"
"Oh itu adik kembarnya Mama. Kembar tak identik. Tante Arum namanya."
"Kok gue kaya pernah liat ya?"
"Haha, ngaco lo. Tante gue itu baru pulang dari luar negeri. Gimana bisa lo ketemu sama dia coba." Chandra hanya mengangkat singkat pundaknya dengan acuh.
Ting
Suara notifikasi dari ponsel Chandra terdengar. Terdapat sebuah pesan dari kakaknya.
Kakak
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrayan Chandraka ✔
Teen FictionArrayan Chandraka Diumurnya yang kini menginjak 16 tahun itu, sudah diuji oleh kerasnya dunia. Berusaha meluruskan satu persatu, namun takdir berkata lain. Takdir membawanya kepada kehidupan yang baru. Kehidupan yang entah bagaimana kedepannya. Sela...