PROLOG

2.1K 384 982
                                    

MARI KAWAL SAMPAI TERBIT!!!

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komentar sebagai bentuk apresiasi kalian ya, suwun sobat Sastrawan!

Selamat Membaca 💜

Seorang wanita paruh baya terlihat sedang serius menatap rajutan yang ia buat. Dengan cekatan tangan itu bergerak. Setelah memakan waktu yang cukup lama, sebuah sweater rajut telah selesai dibuat. Senyum manis tercetak di bibirnya. Tangannya mengelus lembut sweater rajut yang ia buat. Kemudian ia menunduk, mengusap perutnya yang membesar, ya wanita itu sedang hamil. Masa kehamilannya telah memasuki waktu 9 bulan, hanya menunggu waktu untuk melahirkan.

"Sayang lihat, mama buat sweater rajut buat kamu. Nanti kamu pakai ya." ucapnya sambil mengelus perutnya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, seorang pria paruh baya muncul dengan tangannya membawa sebuah nampan berisi susu.

Pria itu tersenyum "Sayang, ayo susunya diminum. Biar dede nya sehat." ucapnya sambil memberikan segelas susu tersebut kepada wanita itu, istrinya.

"Iya, mas. Makasih ya."

"Sama-sama."

Pria itu berjongkok didepan wanita itu "Anak papa, sehat-sehat ya didalam sana. Jangan nyusahin mama kamu, ya. Nanti mama capek." ucapnya sambil mengelus perut istrinya itu.

"Nih mas, udah habis."

Ceklek

Pintu kamar terbuka lagi, kini dua orang anak muncul. Yang satu membawa sebuah bola dan yang lainnya membawa sebuah keranjang piknik.

"Papa! Mama!" seru keduanya setelah berada di dalam kamar.

"Kalian ini, datang teriak-teriak. Ada apa?" ucap pria itu kepada kedua putranya.

"Maaf...,papa." sesal mereka berdua.

"Papa, mama, ayo kita piknik di taman belakang!" seru anak laki-laki dengan keranjang piknik ditangannya.

"Kalian ini, nggak lihat apa perut mama udah besar?" tanya pria tersebut.

"Lihat, pa!"

"Ya terus ka-."

Wanita itu memegang tangan suaminya "Udah mas, jangan dimarahin. Aku juga mau jalan-jalan ke taman, bosan di kamar terus. Nggak apa-apa, kan?" ucapnya.

Pria tersebut menghembuskan nafasnya kasar, apalagi mendengar permintaan dari istrinya, ia tidak bisa menolak, oke? "Hah...ya udah kalau gitu, boleh." ucapnya.

[05] REALLY FAMILY? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang