EPILOG

1.1K 68 21
                                    

KOMENTAR TEMBUS 5k PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMENTAR TEMBUS 5k PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komentar sebagai bentuk apresiasi kalian ya, suwun sobat Sastrawan!

Selamat Membaca 💜

Pagi hari, dengan cahaya matahari yang perlahan mulai menampakkan dirinya. Pepohonan yang tinggi dan rindang terlihat berdiam diri di sepanjang jalan. Embun pagi terlihat menetes dari dedaunan. Semilir angin dengan sejuk menerpa. Aroma udara pagi yang menyegarkan tercium di indra penciuman. Kicauan-kicauan burung pipit terdengar saling bersahutan. Kabut kabut tipis terlihat mengambang di udara.

Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah

Sebuah mobil berjalan membelah jalanan yang lumayan sepi dengan kecepatan normal. Didalamnya, terlihat seorang pemuda berkemeja biru muda memandang ke arah jalanan dengan tatapannya yang tajam.

Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri

Suara musik yang berjudul Runtuh karya Feby Putri terputar menemani perjalanannya. Di sebelahnya, terdapat sebuah buket bunga Lily putih yang berdiam diri. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mobil yang dikendarai oleh pemuda itu sampai di tujuannya. Tempat yang setiap hari Kamis malam Jum'at ataupun saat hari-hari tertentu di kunjungi oleh banyak orang. Dan tempat dimana semua manusia kembali ke Sang Pencipta.

Apa yang terlintas di benakmu?

Pemakaman.

Setelah memarkirkan mobilnya dan membawa buket bunga, pemuda itu pun segera pergi. Sebelum masuk, ia sempat berdiri diam di pintu masuk pemakaman. Ia menghembuskan nafasnya pelan dan mulai melangkahkan kakinya ke dalam. Pemuda itu pun segera pergi ke dalam pemakaman. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya ia sampai di sebuah makan yang sangat rapi dan bersih. Terlihat indah dengan taburan bunga mawar di atasnya. Batu nisan yang terukir dengan indah sebuah nama dan beberapa rumput kecil menghiasi.

Avellino Grana Rakabuming adalah nama yang terukir indah di batu nisan yang berada di makam tersebut.

"Assalamu'alaikum, adik abang." ucapnya berjongkok di depan sebuah makam.

Pemuda itu mengulurkan tangannya untuk mengelus batu nisan "Pagi ini abang mengunjungimu. Bagaimana kabarmu?" lanjutnya bertanya.

"Abang bawakan bunga Lily putih kesukaan kamu. Kamu pasti senang, kan?" tanyanya sekali lagi sambil menaruh sebuah buket bunga Lily disamping baru nisan.

[05] REALLY FAMILY? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang