39. PANGGILAN

602 62 0
                                    

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komentar sebagai bentuk apresiasi kalian ya, suwun sobat Sastrawan!

Selamat Membaca 💜

Kruyukkkk

"Laper, masak aja deh." ucap Lino sambil mengelus perutnya yang bergemuruh lapar.

Sesampainya ia di dapur, Avellino menepuk keningnya pelan.

"Aduh, aku lupa kan belum beli bahan dapur." ucapnya, tangan berkacak pinggang "Ya udah deh, dengan keadaan mager mari mencari makan." lanjutnya pergi dari area dapur.

Avellino berjalan menuju kamarnya untuk mengambil hoodie dan memakainya. Mengambil ponsel dan uang, lalu berjalan keluar dari kos-kosan, tak lupa ia mengunci pintu.

"Mari kita mencari makan." gumamnya sambil menyampirkan tudung hoodie nya.

Avellino berjalan keluar dari wilayah kos-kosan. Di sepanjang jalan, ia memperhatikan sekelilingnya yang ramai akan orang serta kendaraan yang berlalu-lalang. Ia berjalan menuju taman kecil yang tak jauh dari tempat kosnya. Sesampainya ia disana, Avellino melebarkan matanya karena melihat berbagai macam makanan, jajanan, dan minuman.

Dengan langkah antusias, ia berjalan menuju penjual nasi goreng. Dilanjut pergi ke penjual cilung, dan martabak telur. Setelah itu, ia pergi menuju Supermarket yang tak jauh dari sana untuk membeli bahan dapur dan susu pisang.

Avellino mengambil keranjang dan berjalan menyusuri rak-rak Supermarket. Ia membeli telur, sayuran, buah-buahan, beras, makanan ringan, roti, susu pisang, bumbu dapur, sosis, nugget, es krim, dan barang lainnya yang ia butuhkan.

Setelah cukup membeli barang ini itu, Avellino pun berjalan menuju kasir untuk membayar.

"Totalnya 2 juta, kak. Mau debit atau cash?" ucap Mbak kasir kepada Avellino. Perempuan itu memandang gemas ke arah Avellino.

Ia ingin pingsan saat mata bulat itu memandang dengan penuh perhatian!

"Debit aja, mbak." jawab Lino sambil memberikan sebuah atm kepada mbak kasir.

Mbak kasir tersenyum dan menyerahkan atm tersebut kembali "Terimakasih atas pembeliannya, datang kembali ya." ucapnya.

"Sama-sama."

Avellino pun segera keluar dari Supermarket seraya menenteng dua kantong plastik di masing-masing tangannya. Namun, saat ia sampai di parkiran tiba-tiba sebuah teriakan membuat Avellino spontan menoleh dan mata hitam bulat itupun membulat sempurna, saat melihat beberapa orang remaja berseragam SMA 1 Cakrawala Ilmu berdiri tak jauh darinya.

"WOYY LINO!!!" teriak remaja laki-laki yang tak lain adalah Gilang.

"WOYYY AVELLINO!!" teriak Zayan ikut memanggil.

"Kenapa mereka ada disini?!" gumam Lino dengan panik.

Segera Avellino pun memeluk kedua kantong plastik yang tadi ia genggam dan berlari kencang menjauh dari teman-teman. Sedangkan para teman sekelas Avellino pun terkejut melihat Avellino yang tiba-tiba berlari.

"LINO JANGAN KABUR LO!!" teriak Habil. Pemuda itu pun segera berlari menyusul Avellino.

"KEJAR! WOYY KEJAR!" seru Leon kepada teman-temannya.

"BAYI! TUNGGUIN!!" teriak Cia sambil berlari.

Laras melambaikan tangannya "CIL! BOCIL TUNGGUIN OYY!!" teriaknya sambil berlari.

Mereka semua berhenti di pertigaan gang dengan napas tersengal-sengal akibat berlari.

"Hah... hah... lari k-kemana Lino...?" tanya Zayan dengan ngos-ngosan. Pemuda itu membungkuk dengan tangan bertumpu pada lututnya.

"Hah... K-kemana tuh si, Lino?!" tanya Leon memperhatikan sekelilingnya.

Habil memukul angin "Gila! Larinya kenceng bangettt." ucapnya.

Cia memeluk tubuh Laras sambil menangis "Haaaaa mau Lino... kangen bayiku...." ucapnya dengan sesenggukan. Sedangkan Laras, gadis itu pun segera menenangkan Cia yang menangis.

"Maaf, maafin Lino, ya."

Bersambung....

Follow Instagram @sheisnonasastra & @sastrawan_wattpad, makasih ya💜

[05] REALLY FAMILY? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang