01. BUNGSU RAKABUMING

1.8K 348 490
                                    

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komentar sebagai bentuk apresiasi kalian ya, suwun sobat Sastrawan!

Selamat Membaca 💜

Ceklek

Suara pintu yang terbuka terdengar. Perlahan seseorang melangkah masuk dengan langkah ringan. Sampai dipinggiran kasur, seseorang itu terkekeh geli melihat seseorang menggunakan piyama singa yang masih asik tidur dibalik selimut tebal. Tak lupa wajah polos dengan jempol tangan yang dihisap.

Betapa lucunya!.

Tangan orang tersebut terulur mengelus lembut rambut kedua orang yang masih tidur, bergantian.

"Adek, wake up!" ucap seseorang tersebut yang tak lain adalah seorang laki-laki.

Dia adalah Virendra Ghaidan Rakabuming atau sering dipanggil Rendra adalah putra sulung dari keluarga Rakabuming. Laki-laki berwajah datar nan rupawan, berusia 22 tahun. Manik mata berwarna coklat yang tajam, serta rambut hitam legam. Ia adalah seorang CEO di perusahaan miliknya sendiri.

Tidak mendapatkan tanggapan, Rendra menghela nafas dan berganti menciumi seluruh wajah adeknya, kecuali bibir adeknya itu yang membuat sang empu yang asik tidur merasa terusik.

Eughh

"A-abang?" Tanya anak laki-laki yang memakai piyama singa itu, seraya memiringkan kepalanya dengan wajah bantal.

Dia adalah tokoh utama kita. Avellino Grana Rakabuming atau sering dipanggil Lino adalah pemuda tampan, perpaduan manis dan imut. Berusia 15 tahun dengan tinggi badan 168cm. Rambut berwarna hitam, pipi yang chubby, bulu mata lentik, bola mata warna hitam, alis yang sedikit tebal, bibir tipis warna pink, berkulit putih, memiliki senyum yang manis dengan gigi kelinci yang memberikan kesan menggemaskan. Suka makan, penyuka susu pisang, kucing, coklat dan es krim.

Virendra menggigit pipi bagian dalam menahan rasa gemas yang dimiliki oleh adeknya itu.

Imut!.

"Jangan digosok matanya!" tegur Rendra dengan suara tegas namun lembut, sambil memegang tangan adeknya.

"Um maaf, pagi abang~" ucap Lino dengan piyama kelinci, tak lupa senyum manisnya.

Tangan laki-laki itu tersebut terulur menyisir rambut halus adeknya "Ya? Bangun dulu. Cuci muka, sikat gigi, mandi dan langsung ke bawah buat makan, oke?" ucap Rendra dengan penuh perhatian seraya memandang gemas adeknya tersebut.

"Heeum."

Avellino, laki-laki yang memakai piyama singa itupun beranjak dari tempat tidur dan segera pergi melaksanakan perintah dari abang pertamanya itu.

Setelah melihat adeknya masuk ke dalam kamar mandi, Virendra pun segera keluar dari kamar.

***

"Pagi semuanya!" sapa Lino saat sudah sampai di ruang makan.

"Pagi boy." jawab seorang pria paruh baya yang asyik membaca koran itu menoleh sebentar untuk melihat ke arah anak bungsunya.

Dia Jiwan Andiko Rakabuming atau sering dipanggil Jiwan adalah kepala keluarga serta papa dari ketiga putranya. Sosoknya yang tegas, penyayang keluarga, dan keras kepala. Pemilik perusahaan ternama yang terkenal dimana-mana.

"Pagi pangeran mama." jawab seorang wanita paruh baya yang sedang menaruh makanan di atas meja.

Dia Okta Viani Rakabuming atau sering dipanggil Okta adalah istri dari sang kepala keluarga, mama dari ketiga putranya. Sosoknya yang penyayang dan perhatian. Ia seorang ibu rumah tangga, namun memiliki beberapa butik ternama.

"Pagi adek, sini duduk." jawab Rendra sambil menepuk kursi yang berada disebelahnya.

"Adek mau makan pakai apa? Nasi atau roti?" tanya Mama Okta kepada anak bungsunya itu.

"Em, Lino mau nasi, sayur, sama ayam goreng, mama!" Jawabnya dengan antusias.

"Oke siap pangeran!"

"Ini silakan pangeran." ucap Mama Okta sambil memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

"Hehehe, makasih ya mama!" jawab Lino dengan manis.

"Sama-sama pangeran mama."

"Pagi Cil." sapa seorang pemuda dengan pakaian santainya yang baru saja memasuki ruang makan.

Dia Adnazriel Arshan Rakabuming atau sering dipanggil Adnan adalah kakak kedua Avellino. Laki-laki humoris, pemilik senyum manis dengan lesung pipi. Manik mata berwarna hitam, serta rambut hitam sedikit coklat. Ia adalah seorang mahasiswa bisnis tingkat akhir. Ia hanya terpaut usia 3 tahun saja dari abangnya, Rendra.

"Pagi abang!" jawab Lino.

"Makan pakai apa hm?" tanya Adnan kepada adeknya itu.

"Pakai ayam! Nyam nyam nyam!" jawabnya sambil tertawa kecil.

"Gemesss bangettt sih!" ucap Adnan sambil mengunyel-unyel pipi chubby adeknya itu.

"Abang sakit!" jawab Lino dengan cemberut.

"Iya Cil, maaf ya." ucap Adnan sambil mengelus rambut adeknya itu.

"No!"

Adnan mengangkat sebelah alisnya "Kok no? Maafin abang ya, nanti abang beliin satu dua susu pisang, mau?" tawarnya yang langsung mendapatkan tatapan berbinar dari Lino.

"Oke dimaafin! Jangan lupa satu dus susu pisang!" seru Lino dengan semangat dan juga senang.

"Giliran denger susu pisang langsung semangat." ucap Adnan.

"Biarin, itu kan kesukaan Lino." jawab Lino dengan bibir yang mengerucut.

"Iya Cil, iya."

Bersambung....

Follow Instagram @shellasekar_ & @sastrawan_wattpad, makasih ya💜

[05] REALLY FAMILY? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang