03. SUPERMARKET

1K 290 278
                                    

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMENTAR TEMBUS 100 PER-BAB, SILAKAN TUANGKAN SOBAT(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)
Jangan lupa untuk menekan ⭐ dan komentar sebagai bentuk apresiasi kalian ya, suwun sobat Sastrawan!

Selamat Membaca 💜

Pagi hari yang cerah, seharmonis keluarga Rakabuming, terlihat seorang laki-laki yang baru saja datang memasuki ruang makan.

"Pagi semuanya!" sapa Lino kepada semua orang yang berada disana.

"Pagi!" jawab semua orang yang berada di sana.

"Duduk sama abang, dek." ucap Rendra sambil menepuk kursi disebelahnya.

"Adek mau makan pakai lauk apa?" tanya Mama Okta kepada anak bungsunya itu.

"Ayam sama sayur bayam, ma." jawab Lino.

"Oke, nih!" Mama Okta pun segera mengambilkan lauk yang putranya minta dan memberikan piring yang berisi lauk pauk tersebut kepada putranya.

"Makasih ya, mama."

***

"Abang, ayo pergi~" ucap Lino dengan nada merengek tangannya menarik-narik ujung baju Virendra.

"Iya-iya bentar, adek...." jawab Rendra sambil mengancingkan kancing baju terakhir.

"Ayo, Abang~" rengek Lino dengan mata berkaca-kaca.

Rendra mengelus rambut lembut milik adeknya "Iya...memang nya Lino mau kemana?" tanyanya seraya menghapus air mata disudut mata Avellino.

"Lino mau beli susu pisang!" serunya sambil tersenyum manis memperlihatkan gigi kelincinya.

"Lho, susu pisang yang dibeli dua hari lalu sudah habis?" tanya Rendra yang dijawab anggukan oleh Avellino.

"Iya hehe...."

"Kamu ini!" ucap Rendra seraya mencubit gemas hidung Avellino.

"Adnan nya, mana?" tanya Rendra dengan tangannya menggandeng tangan milik Avellino, menuju lift.

"Abang Adnan udah dibawah nungguin. Abang sih, lama!" jawab Lino dengan cemberut.

"Iya, maaf ya."

Adnazriel yang sedari tadi menunggu diruang tengah akhirnya melihat abang dan juga adeknya yang baru saja keluar dari lift pun lantas memanggil mereka berdua.

"Kok lama?" tanya Adnan kepada keduanya.

"Abang Adnan salahin aja tuh, Bang Rendra nya." ucap Lino mendapat cubitan gemas di pipi dari Virendra.

Avellino mengelus pipi chubby dengan raut wajah cemberut.

"Udah, ayo berangkat!"

***

Terlihat tiga saudara itu sedang berdiri di sebuah rak yang berisi berbagai macam jenis makanan ringan.

"Udah ambil susu pisangnya?" tanya Rendra kepada adeknya itu.

"Heem udah, bang!"

"Abang, Lino mau itu." ucap Lino kepada Virendra sambil menunjuk snack yang berada di rak paling atas.

"Ini?" tanya Rendra mengambil snack yang diinginkan adeknya itu, lantas Avellino pun mengangguk.

"Makasih abang."

Mereka bertiga berbelanja sambil membawa troli mengelilingi rak-rak yang berisi berbagai macam snack, dengan Virendra yang mendorong troli mengikuti kedua adeknya, sesekali mengambilkan snack yang diinginkan Avellino yang tidak bisa anak itu gapai, karena rak yang tinggi.

Setelah puas berbelanja berbagai camilan, mereka bertiga pergi ke kasir untuk membayar.

Adnazriel menepuk bahu abangnya, membuat sang empu menoleh "Bang, Adnan mau ke toilet dulu ya kebelet soalnya." ucapnya.

"Oke."

"Lino, tunggu disini ya, Abang mau bayar dulu belanjaan nya." ucap Rendra kepada Avellino.

Avellino menggelengkan kepalanya "Enggak mau bang. Lino tunggu di mobil aja ya, ngga apa-apa, kan?" tanya lino memandang kearah abangnya itu.

"Iya nggak apa-apa, tapi jangan pergi kemana-mana loh ya... tunggu di mobil aja!" ucap Rendra sambil memperingatkan adeknya untuk tidak pergi sembarang.

Bisa-bisanya nanti adeknya diculik kan tidak baik! Apalagi adeknya ini menggemaskan dan penurut!

"Siap Komandan!" seru Lino dengan tangan membentuk pose hormat.

Avellino pun keluar dari Supermarket dengan langkah riang. Orang-orang yang berada disekitar mereka memekik gemas dengan tingkah Avellino. Sementara Virendra pergi ke kasir untuk membayar.

Saat Avellino keluar dari Supermarket dan berjalan menuju parkiran tempat mobil abangnya terparkir, Avellino melihat seorang pemulung yang sedang mencari sesuatu di dalam tong sampah. Avellino yang melihatnya kasihan dan diambilnya beberapa roti dan air mineral dari dalam mobil. Setelah itu, ia pergi menghampiri pemulung tersebut.

"Permisi, kak?" ucap Lino sesampainya ia disana.

Pemuda itu menoleh dengan heran remaja di depannya itu "I-iya... ada apa?" tanyanya sedikit ragu.

"Emm... ini, Lino punya roti sama air buat kakaknya, tolong di terima ya." jawab Lino sambil menyodorkan kantong plastik yang ia bawa.

"Tapi-"

"Tolong ya kak diterima. Lino nggak bermaksud menyinggung perasaan kakak kok, maaf ya." ucap Lino sambil memberikan kantong plastik tersebut ke sela-sela jari pemuda itu.

"Kamu baik. Kamu nggak salah ngga perlu minta maaf, makasih ya." sahut pemuda itu dengan senyum tipisnya.

"Sama-sama, kak!"

"Kalau gitu Lino pergi dulu ya. Papayyy." ucap Lino sebelum pergi dari sana.

"Lino... nama yang bagus. Semoga kamu selalu bahagia dan selalu tersenyum apapun yang terjadi. Kakak akan selalu mengingatmu."

Bersambung....

Follow Instagram @shellasekar_ & @sastrawan_wattpad, makasih ya💜

[05] REALLY FAMILY? [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang