Prolog : Ciggerets

1.4K 75 0
                                    

Ghilsa menyesap rokok terakhirnya lamat-lamat. Seakan zat yang ada dalam rokok itu okseigen yang akan membuatnya bisa bernapas lega. Ini jam 10 malam, dan daerah itu tampak sepi.

Ghilsa menekan ujung putung rokok ke dalam asbak, menyebabkan bara api yang tersisa mati. Ia mengepulkan asap dari celah bibirnya. Matanya kini mengarah pada bocah SMP yang duduk di meja sebrangnya.

Mereka berada di supermarket mini yang menyediakan tempat duduk untung pengunjung yang berniat menghabiskan makanan mereka disana. 

Omong-omong, bagaimana Ghilsa tahu bahwa anak laki-laki bongsor di hadapannya itu masih SMP?

Jelas dengan celana biru yang Ia gunakan. Meski tubuhnya menjulang tinggi, wajahnya masih terlihat bodoh di mata Ghilsa. 

Anak laki-laki itu menutup seragam atasannya dengan jaket bomber hitam.

"Eh bocah! kalo mau main, seenggaknya pulang dulu!" Ghilsa menggerutu.

Tidak. Ghilsa bukan orang yang suka ikut campur dengan urusan orang lain. Apalagi seperti bocah ingusan di hadapannya yang tengah menyalakan rokok dengan korek api gas yang anak itu miliki.

Mungkin karena pengaruh alkohol yang memenuhi kerongkongan dan lambungnya hingga Ghilsa berani mengkonfrontasi remaja labil di hadapannya.

Ghilsa belum mabuk. Ia masih sadar. Hanya sedikit lebih berani.

Sementara bocah yang diajak bicara hanya mengernyitkan dahi sangsi. Ia tak memerdulikan Ghilsa dan memilih menyesap rokok itu dan mengepulkan asapnya.

Ghilsa mendengus tak suka. Ia memaksakan diri untuk bangkit dari duduknya dan beranjak duduk satu meja dengan bocah SMP yang mengabaikannya.

Matanya menyipit, melihat nama yang tercetak di dada kiri seragam bocah itu dari sela jaket yang terbuka.

Jash Lee.

Jelas namanya sangat tidak Indonesia. Jika diperhatikan bocah itu memang memiliki kulit putih dengan wajah oriental yang khas.

"Mending lo pulang, sebelum gue telpon petugas," Ghilsa bergumam.

"Urusan tante nih apa ya?" Bocah itu tampak kesal. Ia menghembuskan napas berat, terlihat dari kepulan asap yang keluar dari bibirnya.

"Lo belum cukup umur. Sebagai orang dewasa yang baik, gue mengingatkan generasi muda kayak Lo," Ghilsa mulai melantur.

Sementara anak bernama Jash Lee itu mendelik, melihat dari atas ke bawa penampilan Ghilsa malam itu.

Mana ada orang dewasa 'baik' yang mengenakan baju kekurangan bahan begitu?

Ghilsa tampak seperti memakai pakaian dalam. Ia menggunakan croptop putih tanpa lengan sehingga memperlihatkan bagian perutnya. Lalu celana jeans pendek yang memperlihatkan paha mulusnya. 

Jash sempat berpikir bahwa Ghilsa wanita panggilan.

Namun dipikir-pikir sepertinya Jash tidak asing dengan wajah tante-tante dihadapannya itu. Sebenarnya tak setua itu wajah Ghilsa, tapi memanggil kakak rasanya Jash tidak sudi.

Ghilsa sendiri memejamkan matanya untuk menghilangkan pening yang mulai merambat ke kepalanya. Ia menyandarkan lehernya di batas sandaran kursi.

Jash membuka mulutnya tak percaya setelah mengingat perempuan di hadapannya.

Ghilsa Haque?

Penyanyi kontroversial itu?

Jash dengan cepat mematikan putung rokoknya dan mengambil ponselnya disaku celana. Bukankah keren jika Ia memotret Ghilsa dan menunjukannya pada teman-temannya? Ia duduk bersama penyanyi yang teman-temannya idolakan itu.

Ghilsa sendiri nampaknya mulai tak sadarkan diri.

Namun tepat saat Jash ingin menekan tombol di kamera ponselnya. Hapenya diambil orang lain. Ia menengok cepat ke arah laki-laki dengan penyamaran yang lengkap.

Laki-laki dewasa itu memakai celana hitam pendek rumahan dan kaos hitam polos, memakai masker dan topi. Namun matanya nampak familiar dalam ingatan Jash.

"Gak boleh foto orang sembarangan! Aku bilangin Papamu Lho!" suara khas itu terdengar.

"Om Hardin?"







Berlanjut ke 
TOKOH

Salam Hangat,
Ash
12 Februari 2023




Halo! Aku bawa cerita baru Gais!

Ini udah di draft pas Buku Got A Type baru rilis chapter 5 Loh! Wkwkwk.

Kali ini konfliknya nggak terlalu berat, dan alurnya agak lebih lambat (mungkin) dan fokus-ku masih buku Got A Type dulu. Yang pasti dibuku ini Bluesy berlayar hehe.

Selamat menikmati!

Crazy Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang