17. Orang Di Masa Lalu

501 74 13
                                    

Idola juga bisa menjadi alasan kita untuk bertahan hidup. Untuk beberapa orang, hal itu sangat berlebihan bukan? Bagaimana orang yang bahkan tidak tahu dirimu hidup bisa membuatmu bertahan hidup?

Ruby adalah salah seorang manusia yang dikatakan orang-orang berlebihan. Jika bisa jujur, di luar bahwa Ia adalah makhluk Tuhan dan Ia takut akan konsekuensi menghabisi nyawa sendiri, Ruby mendedikasikan hidupnya untuk menggilai Group Band bernama Dream Nation. 

Fakta bahwa Ia bertetangga dengan salah satu kekasih anggota Dream Nation bagaikan takdir hidupnya untuk semakin menyelam menjadi fans Dream Nation. Tidak, Ia bukan penganut 'Bias Is Mine' sehingga akan cemburu buta saat para anggota memiliki kekasih. Meski Ia sedikit sedih sih jika idolanya mulai melepas masa lajang satu persatu. 

Untungnya personel yang paling Ia suka masih belum memiliki kekasih sampai saat ini. Meski terdapat beberapa rumor yang mengatakan bahwa Hardin tengah berkencan, Ia akan pura-pura bebasa-basi dengan Widya dan menanyakan faktanya langsung.

Widya yang lugu akan menanyakan hal itu langsung pada Januar. Pikir Widya untuk membantu membersihkan nama teman pacarnya tak masalah Ia mengklarifikasi pada Ruby sebagai salah satu warganet Indonesia.

Yang tidak Widya ketahui adalah Ruby memiliki koleksi poster Dream Nation yang Ia tempel di dinding kamar kos yang tentu tidak pernah dimasuki Widya.

Ruby bukan maniak. Ia juga tidak berhalusinasi akan menjadi kekasih Hardin. Namun lucunya benang takdir selalu membawanya betemu Hardin. Ia bekerja disalah satu Kafe dekat dengan kantor Label You, dan hampir setiap hari Hardin membeli kopi disana.

Ruby akhirnya tahu jika Hardin seringkali jadi tumbal untuk anak Dream Nation membeli minuman. Kenapa bukan managernya? Setahu Ruby Label You tidak terlalu ketat soal penjagaan artistnya. Lagipula masyarakat Indonesia tidak terlalu anarkis perihal bertemu artist.

Apalagi itu memang kawasan elit dimana orang-orang tidak terlalu mementingkan adanya artist disana. 

Selain Dream Nation, Ruby juga sering melayani banyak pelanggan yang juga seorang artist, jadi itu bukanlah hal aneh baginya.

Hardin adalah sosok yang humble, itu juga menjadi salah satu alasan Ia menyukai Hardin. 

"Americano 8 shots, Cold brew black,"

"Caramel Machiato dan Cappuccino?"

"Kali ini Signature Hot Chocolate," Hardin terkekeh. Ia memang hampir menu yang sama, bahkan pelayan dihadapannya sudah hapal.

"Jadi Americano 8 shots, cold brew black, Caramel Machiato dan Signature Hot Chocolate?" 

Hardin menganggukan kepala.

"Debit card?"

Lagi, Hardin menganggukkan kepala. Setelah pembayaran, gadis itu berkutat dengan bahan minuman. Sementara Hardin memilih duduk di meja dekat kasir. Ia tak akan lama disana. Hanya membeli minuman lalu kembali ke studio.

"Kak Hardin?" Namanya dipanggil, memang tak lama, Ia hanya sempat scroll video tiktok sebentar tadi.

Hardin menghampiri. Kalau boleh jujur gadis dengan apron merk kafe langganan Hardin itu memang memili wajah yang cantik. Salah satu alasan Hardin iya-iya saja dijadikan babu untuk membeli minuman untuk teman-temannya.

Mata Hardin melirik name-tag yang berada di apron gadis itu.

"Thanks, Ruby."

Hardin dapat melihat semu kemerahan di pipi putih gadis itu. 

Tak lama ponselnya berdering, menampilkan nama Ghilsa di layar ponsel.

"Kenapa nelpon?" Ghilsa langsung menyerobot tanpa salam.

Crazy Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang