5. Sneak Out

398 73 6
                                    

Ghilsa tengah merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ini sudah siang, bahkan menuju sore namun ruangan gadis itu masih gelap gulita. Ia menutup gorden hingga cahaya matahari hanya terang sampai gorden, tidak sampai ruangannya.

Ia benar-benar malas barang sesentipun untuk berpindah dari kasurnya. Ia hanya beranjak dari kasur saat Ia butuh buang air kecil dan mengambil pepaya dingin untuk makanannya hari ini. Iya, Ghilsa malas makan jadi hanya makan buah, karena kalau makan keripik itu hanya akan menambah lemak ditubuh rampingnya itu.

Ia juga malas berinteraksi dengan manusia, makanya Ia tak mau memesan makanan online. Malas berterimakasih dengan kurir.

Matanya fokus pada ponsel yang bergulir menampilkan instagram. Sesekali Ia menemukan berita tentang dirinya. Dia yang berpacaran dengan artis A, berkencan dengan artis B, atau Ia yang dikabarkan keluar hotel pagi-pagi dengan artist c, padahal Ghilsa sangat yakin gadis yang tertangkap kamera itu bukan dirinya. Mana mungkin sih perutnya sebuncit itu?

Kini Ia membuka profil instagram Malik Lee. Tak ada yang spesial. Instagram dengan ribuan followers itu hanya berisi foto-foto alat musik dengan tone warna yang redup.

Apakah Ghilsa harus menerangi hidupnya agar Feed Instagram Malik lebih berwarna?

Ide Bagus!

Masalahnya sudah hampir dua bulan berkenalan, tidak ada progress berarti dalam hubungannya. Malik hanya akan menghubunginya untuk membahas lagu. Pertemuannya dengan Malik juga cenderung singkat, benar-benar hanya untuk membahas lagu.

Laki-laki itu akan lebih banyak bicara jika Ghilsa bertanya perihal musik. Matanya jelas berbinar, membuktikan kecintaan laki-laki itu dengan dunia musik, tapi kan Ghilsa juga mau membahas tentang apa yang laki-laki itu makan hari ini? Apakah dia lelah? Bagaimana harinya? Apa dia butuh pelukan?

Semenjak mendekati Malik dengan merubah sedikit image, Ghilsa jadi berpuasa dari club malam, hiburan dirinya benar-benar hanya sosial media tapi dia muak membaca beritanya sendiri.

Ghilsa berjengit kaget saat tiba-tiba dering ponselnya berbunyi. Nama Karina muncul di layar ponselnya.

"Heum," sahut Ghilsa malas ketika Ia menjawab sambungan telpon itu.

"Lo dimana?"

"Rumah,"

"Udah siap-siap?"

"ngapain?" Ghilsa mengernyit.

"Lo kan udah bilang Iya, ke Yizhou kalo mau datang ke party kecil nyambut dia balik dari kampung," Karina menggerut.

Ghilsa menjauhkan ponsel, memastikan tanggal hari ini.

Wah! sumpah dia lupa.

Tapi dia malas!

"Duh bilang aja deh Sorry ke Yizhou, gue sakit gitu," Ghilsa beralasan.

"Beneran sakit?"

"Iya," Ghilsa memberi tekanan pada suaranya.

"tapi Kak Malik ikut loh!"

"Ok gue mandi," Ghilsa langsung memutuskan sambungan telpon Karina. Tidak peduli dengan Karina yang sempat berteriak namun terputus.

Kayaknya dia harus menarik perhatian Malik. Hampir dua bulan pura-pura jadi wanita kalem dengan pakaian lumayan tertutup tidak membuat Malik tertarik.

Ia harus berpenampilan yang menarik perhatian Malik.

Capek juga dengan progress lambannya, padahal biasanya Ia jadian di hari pendekatan ke 7 dengan mantan-mantannya.

Tidak terlalu heboh karena Ia tahu, party itu hanya berisi Dream nation dengan para kekasih dan Malik serta Ghilsa.

Yang jomblo Hardin, soalnya Ghilsa sudah pasti untuk Malik.

Crazy Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang