3. Supermarket

496 79 7
                                    

Sedikit cerita, Ghilsa terjun ke dunia Entertaiment sejak usia 16 tahun saat Ia mengikuti audisi penyanyi di salah satu stasiun TV. Tujuannya hanya satu. Menang, dan mendapatkan hadiah uang. 

Ibunya meninggal saat Ia SD kelas 5, sejak hari itu hidupnya seperti di neraka. Ayahnya stres dan menghibur diri dengan alkohol berujung pada judi online yang membuat hidup mereka terlilit hutang. Hadiah uang dari perlombaan itu pun masih belum cukup untuk menutupi hutang-hutang Ayahnya yang masih terus berjudi bahkan sampai saat ini.

Ghilsa yang sejak remaja terjun ke dunia hiburan tanpa arahan orangtua menjadi pribadi yang bebas dan mencoba segala hal. Beruntung Ia berkenalan dengan Hardin saat SMP, setidaknya Ia memiliki satu rem saat itu. Namun tentu Hardin tak bisa selamanya berada disisinya.

Perangainya buruk, Ghilsa tentu sangat mengenal dirinya itu. Satu-satunya manusia yang mau berteman dengannya hanya Hardin, dan Ghilsa bersyukur akan hal itu. Hinga Hardin memperkenalkannya dengan kekasih Juna, teman band Hardin.

Karina menjadi teman perempuan pertama Ghilsa yang sampai detik ini masih berteman dengannya. Dari Karina yang berstatus kekasih Juna, tunangan Juna, hingga sekarang resmi berstatus istri Juna.

Ghilsa juga kenal dengan kekasih Januar dan tunangan Rendra, tapi tidak sedekat dirinya dengan Karina. Karina dan Ghilsa lahir ditahun yang sama dan itu membuat Ghilsa merasa lebih nyaman.

Sementara Rendra memiliki tunangan yang impor langsung dari China dan masih kesulitan berbahasa Indonesia, Ghilsa juga tak mau merepotkan diri berbahasa Inggris untuk bisa bicara dengan Yi Zhou -tunangan Rendra-.

Berbeda dengan Rendra yang memiliki kekasih impor, Januar  memiliki kekasih asli Indonesia bersuku Jawa yang tentu sedang memperjuangkan restu karena Januar ini made in Sunda asli. Biasalah, kepercayaan kolot keluarga. Kerajaan Majapahit dan Padjadjaran yang perang, kenapa jadi Januar yang repot sih?

Nama kekasih Januar itu Widya. Perangainya kelewat lembut untuk Ghilsa yang bar-bar. Benar-benar perempuan jawa yang kemayu, cocok lah dengan Januar yang memang lembut.

Sementara Karina itu -menurut Ghilsa- adalah perempuan yang asik. Ia bisa fit in dimana saja, tipe-tipe social buterfly. Karina bisa mengimbangi ketidakwarasan Ghilsa, ataupun lemah lembutnya Widya, bahkan gadis itu mau repot-repot belajar bahasa Inggris lebih mahir agar bisa bicara dengan Yi Zhou.

Pagi ini Ghilsa sudah merecoki rumah tangga Karina dan Juna. Tanpa mengabari lebih dulu, Ghilsa sudah di depan pintu rumah mereka untuk meminta sarapan. Alasan. Gadis itu bahkan biasa beli bubur langganan depan apartemennya sendiri.

Ghilsa merebahkan tubuh di sofa ruang tengah rumah Juna. Kakinya Ia sandarkan pada bahu sofa, memainkan game berkebun di ponselnya sambil menunggu Karina menyiapkan sarapan.

Rumah Juna bukan tipe rumah yang besar, cenderung sederhana untuk dirinya yang seorang artis ternama. Konsep rumahnya open space, jadi dari ruang tengah pun Ghilsa bisa menyaksikan jemari cekatan Karina dalam memotong bahan makanan.

"Ngapain sih lo disini?" Itu Juna, yang baru keluar dari kamar mereka dengan rambut basahnya sehabis mandi.

Ghilsa meliriknya sebentar sebelum kembali fokus pada permainan di ponselnya.

"Berapa ronde tuh semalem? pada keramas pagi-pagi gini," tak mengidahkan pertanyaan Juna. Ghilsa mengomentari pasutri yang pagi-pagi sudah keramas itu.

Juna mendelik, lalu menghampiri Karina di area dapur, dan memeluk istrinya dari belakang. 

"Kapan dateng tuh dia? mau ngapain?" tanyanya.

Karina menaikan kedua bahu. "Minta sarapan katanya."

"Lo jatuh miskin minta sarapan ke bini gue?" Juna telah melepas pelukannya dari Karina lalu menatap Ghilsa yang masih fokus pada game di ponselnya.

Crazy Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang