29. Dia yang pernah singgah

536 71 17
                                    

Tak banyak yang berubah, atau bisa digamblangkan tak ada yang berubah. Fakta bahwa Ghilsa sebatang kara seakan ditepis oleh yang lainnya. Ia mendapatkan keluarga baru, Malik, Jash, jangan lupakan Hardin yang terhitung berjasa atas kisah roller coaster Ghilsa untuk dapatkan Malik.

Ia juga makin 'dekat' dengan Karina, Widya juga Yizhou, bukan lagi basa-basi seperti sebelumnya. Nyatanya tetap ada orang sekitarnya yang tulus peduli padanya, dan Ghilsa tak pernah lebih bersyukur dari hal itu.

Semakin lama bersama dengan Malik, semakin buat Ghilsa menemukan banyak hal yang baru Ia tahu dari kekasih hatinya itu, dan jelas makin buat Ghila jatuh cinta. Ia baru mengetahui jika Malik aktif untuk ikut kegiatan amal bersama Dream Nation, -bisa dikatakan perintintis You Ent.-

Ghilsa makin yakin dengan radar dirinya di awal bahwa pilihannya selalu yang paling unggul.

"Misi, Sayang," Malik sedikit mendorong tubuh Ghilsa agar Ia leluasa menutup pintu bagasi. Mereka baru saja merapikan barang yang akan dibawa ke Rumah Sakit kanker anak, tempat kegiatan amal diadakan hari ini.

"kita mau ngumpul dulu atau langsung ke tempat Mas?" Ghila bertanya setelah Malik selesai menutup pintunya rapat.

"Langsung sih, Yuk jalan yuk! keburu kesiangan, tolong panggilin Jash ya," Malik menyahut lantas berjalan menuju pintu kemudi.

Belum sempat Ghila memanggil, Jash  sudah muncul dan telah mengunci pintu rumahnya. Ghilsa duduk di samping Malik sementara Jash mengisi jok belakang.

Setelahnya Malik injak kopling dan pindahkan perseneling, mobil melanju perlahan keluar dari komplek perumahan. 

Tujuan mereka tak begitu jauh, sekitar 1 jam perjalanan.  Tak banyak perbincangan selain Ghilsa yang menyuapi Malik untuk sarapan, mereka memang belum sempat sarapan di rumah sebelumnya.

Malik mematikan mesin ketika mobil terparkir sempurna. Rumah sakit ini memang selalu ramai, dengan pasien yang memang tinggal atau berkunjung untuk checkup bulanan, juga dengan perawat ataupun tamu penjenguk. Namun kali ini terlalu ramai.

"diliput media Mas?" pertanyaan itu keluar dari bibir Ghilsa, dengan nada keheranan. Patut diingat bahwa Malik tak menyukai atensi, maka aneh sekali jika kegiatannya diliput media.

Ketukan pada jendela menghentikan niat Malik untuk beri jawaban. Ada Juna yamg sedikit membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan jendela. Malik kemudian membuka pintu untuk keluar dari mobil, membuat Juna otomatis menyingkirkan tubuh untuk beri ruang.

"Jadwal kita ternyata barengan Yayasan Cinta, ga masalah kan?"

Malik mengernyitkan dahi, Yayasan Cinta?

Bukankah itu milik istri pimpinan provinsi?

seems like bad timing.

***

Jika bertemu dengan idola, seharusnya hati akan berbunga bukan? 

Harusnya begitu, jika Ghilsa tidak mengetahui bahwa orang yang Ia kagumi itu adalah bagian masa lalu kekasihnya saat ini. 

Sedikit ada perbincangan sebelumnya, kesepakatan bahwa You Ent. menolak untuk diliput sedikitpun karena mereka bukan bagian yang sama dengan Yayasan Cinta. Semua jelas tahu bahwa Yayasan Cinta melakukan hal ini adalah bagian dari kampanye, jelas itu sah saja namun Malik menolak jika agensinya ikut tersangkut seakan beri dukungan, karena Ia tak ingin artistnya jadi boneka politik.

Mereka terpisah, Tim Malik mengisi halaman belakang, menghibur anak-anak dengan bernyanyi bersama. Ghilsa juga ikut sibuk bagikan makanan ringan yang aman untuk mereka konsumsi. Setelah ini adalah kegiatan melukis, Ghilsa bersama Karina sibuk mengeluarkan alat yang akan digunakan.

Crazy Over You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang