11. Second attack!

95 13 0
                                    

Serangan kedua!

Bruak....!
Tiba-tiba pintu terbuka, dan itu membuat Krist terkejut hingga bangun dari tidur lelahnya. Krist langsung mendudukkan tubuhnya begitu melihat Singto datang, yang seolah terburu-buru mendekatinya. Krist mulai menggigil ketakutan. Pria itu berjalan gontai menghampirinya, seolah sedang mabuk. Begitu sampai, Singto langsung mendorong Krist dengan kuat, hingga terjatuh. Krist yang berusaha berdiri kembali, namun Singto langsung melahap bibirnya.

"Singto..le.. pas..kannhh!".

Begitu Singto melepas lumatan itu, Krist langsung menghirup udara dengan rakusnya. Belum selesai dengan nafasnya, Singto kembali melumat bibir cantik itu. Bukannya Krist tidak melawan. Dia bahkan telah mencengkram erat baju Singto hingga kusut, dan menariknya supaya Singto menjauh. Namun tidak bisa di pungkiri, bahwa Singto jauh lebih kuat daripada dirinya.

"Singtoooohhhh...".

Plak..!
Singto langsung melepas bibir Krist, dan menamparnya.

"Bukankah aku sudah mengajarimu sopan santun, hah?".

Aroma tubuh pria itu benar-benar menyengat. Belum lagi bau alkohol yang keluar dari mulutnya.
Lagi-lagi Singto melumat bibir Krist, dan kali ini ia melakukannya sambil membuka pakaian Krist. Jelas, Krist merasa ketakutan. Tubuhnya benar-benar gemetar. Air matanya pun kini mulai menetes. Ia selalu tahu apa yang akan Singto lakukan selanjutnya.

"Hiks... Jangan..phi, aku mohon akhhh..!!".

Krist tidak sengaja mendesah, karena Singto mulai menghisap nipple nya.
Tidak ingin suara itu keluar lagi, Krist pun langsung menggigit bibir bawahnya.

"Mendesah lah, jalangghh.. Sebut namakuuhh..".

Singto mulai memainkan penis Krist, dan berhasil membuatnya menegang. Krist berkali-kali menggelengkan kepalanya sambil menangis. Ia juga berusaha bangkit, walaupun tubuhnya telah diduduki oleh Singto.

"Aa..akhhh. He..emph, hiks!".

"Ya..teruskan, Krist, akhh!".

Dirasa telah menegang sempurna, Singto langsung melepas celana luar dalam Krist. Jelas saja Krist memberontak. Ia tidak ingin merasakan sakit seperti itu lagi. Dan lagipula, Singto masih membiarkannya telanjang seorang diri. Singto langsung menghisap penis besar itu.

"Ja..ngannnn..hiks".

Tangisan Krist semakin menjadi. Air matanya pun mengalir begitu deras.

Croott..

Croottt...

Crootttt....

Krist akhirnya melakukan pelepasannya yang pertama. Tanpa rasa jijik, Singto malah menelan habis semua sperma itu, dan malah Krist sendiri yang ingin muntah melihatnya. Krist benar-benar benci pada orang yang tengah berada diatasnya itu.

"Kau ingin merasakannya juga?".

Singto membuka celana, dan langsung menuntun juniornya untuk masuk ke mulut Krist. Dengan sekuat tenaga ia menghindar, namun Singto tetap memaksa untuk masuk.

"Akhh...!!".

Benda itu kini telah berada didalam mulut Krist. Karena dirasa mulut Krist hanya diam, akhirnya Singto pun menggerakkan sendiri pinggulnya. Tak ingin menyerah, Singto semakin mendorongnya ke dalam, hingga ujungnya mengenai pangkal tenggorokan Krist. Mulut mungil itu mulai terasa sakit.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang