32. Disappointed!

95 11 33
                                    

Kecewa!

"Singto!".

Mike terlihat kebingungan, melihat Singto yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Krist.

"P'Sing..".

Mustahil bagi Krist untuk tidak mendengar suara keras yang menyebut nama pria itu.

"P'Sing?".

Mike mengernyitkan alisnya. Ia membutuhkan penjelasan dari semua ini.

"Sedang apa dia disini?".

Singto bertanya dengan nada penuh penekan.

"Emm...".

Singto dan Mike melihat ke arah pria yang sedang gelagapan itu.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya kenapa kau bisa masuk kesini?". Mike.

"Aku bertanya, sedang apa dia disini?".

Mike begitu terkejut melihat Singto yang berani membentak temannya itu.

"Krist, kenapa kau diam saja?. Sejak kapan dia berani meninggikan suaranya di depanmu?".

Krist masih tidak ingin menjawab. Di tengah-tengah kebingungannya, Mike langsung teringat sesuatu. Jika Singto bisa masuk ke kamar Krist, berarti pria ini sudah mengetahui pasword pintu kamar itu. Apa Krist yang memberitahunya?. Kemudian sesuatu tiba-tiba saja terlintas di pikiran Mike.

"Krist.....".

Mike menunjuk ke arah Singto, sambil melihat ke arah perut temannya itu. Seketika Krist langsung menundukkan kepalanya. Ia tahu Mike tidak pernah menyukai Singto. Melihat respon Krist, Mike meyakini semua yang ada di pikirannya itu tidaklah salah. Dengan kesal Mike langsung berjalan keluar kamar dan meninggalkan mereka.

"Mike!".

Krist menahannya, namun pria itu sama sekali tak menghiraukan seolah ada headset yang sedang memutar lagu dengan keras di telinganya. Begitu Mike menghilang dari pandangan, Krist beralih melihat ke arah Singto.

"P'Singto, ku pikir kau berada di Jepang".

"Apa kedatanganku tidak tepat?".

Entah kenapa tiba-tiba Krist merasa takut dengan tatapan Singto kali ini. Perlahan pria itu semakin mendekat, namun Krist masih terlihat mematung.

"Apa aku sudah mengganggu waktumu?".

Pertanyaan itu membuat Krist menyadari, bahwa mungkin Singto sudah salah paham.

"Aku pikir kau di Jepang selama seminggu, aku merasa kesepian phi.."

"Lalu kau membawa pria lain kesini, untuk menemanimu?. Oh, atau lebih tepatnya untuk memuaskan nafsumu, iya kan?".

Apa maksud Singto berbicara seperti itu. Kenapa pria ini harus menuduhnya yang bukan-bukan?. Hati kecil Krist merasa perih mendengarnya.

"Apa kau kecewa, karena lubangmu gagal di masuki penisnya?".

Singto semakin mendekat, dan kini wajahnya berada tepat di depan wajah Krist, yang sudah tidak bisa lagi menahan air matanya.

"Aku dan Mike sudah berteman sejak lama phi, hiks!".

"Itu sebabnya kalian sangat dekat, bukan?". Lagi-lagi Singto meninggikan suaranya.

"Seharusnya aku menyadari ini dari awal. Dasar jalang murahan!".

"Cukup!".

Krist tidak bisa lagi menahan amarahnya. Tangisan itu juga semakin pecah. Sudah cukup Singto memaki-maki dirinya selama ini. Kalimat itu benar-benar menyakitkan baginya. Apakah Singto sudah lupa kalau Krist sedang mengandung?. Janin itu pasti mendengar kata-kata kotor yang sudah keluar dari mulut ayahnya.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang