4. Don't like used stuff!

93 12 1
                                    

Tidak suka barang bekas!

     Off dan Tay menemani Singto di kamarnya semalam. Mereka benar-benar khawatir, Singto akan berbuat buruk pada dirinya sendiri. Mereka sudah paham, jika Singto merasa kesal, ia bisa lepas kendali. Emosinya akan mengambil alih tubuhnya, dan itu bisa saja mencelakai dirinya.

"Ugh..". Singto melenguh, karena baru saja bangun dari tidurnya.

"Ayo makan. Aku baru saja dari luar dengan Tay". Off.

"Jam berapa sekarang?". Singto menghidupkan handphonenya, untuk melihat jam.

"Hari ini istirahat saja. Tidak perlu ke kampus". Ucap Off sambil menuangkan makanan kedalam piring.

"Tidak bisa. Aku harus segera menyelesaikan ini!".

Dengan cepat Singto turun dari ranjang, dan langsung mengambil handuknya.

"Dasar, keras kepala!". Off menggerutu dan melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian, Singto keluar dari kamar mandi.

"Aku berangkat!".

Singto mengambil tas, dan memasang sepatunya didekat pintu.

"Sing, makanannya". Tay.

"Aku terlambat!".

Singto berlari menuju fakultas, mengejar waktu yang sudah hampir habis. Untunglah begitu sampai, kelasnya baru akan dimulai. Jadi Singto belum terlambat kali ini.

     Sore setelah pelajaran, mereka, (mahasiswa tahun pertama) harus segera kelapangan untuk melakukan kegiatan ospek. Singto sangat yakin, kalau kali ini, Krist tidak lagi memiliki alasan untuk menghukumnya.

Krist berjalan dengan tegapnya untuk memeriksa kalau-kalau ada yang melanggar peraturan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krist berjalan dengan tegapnya untuk memeriksa kalau-kalau ada yang melanggar peraturan. Kemudian secara tidak sengaja, bola matanya menangkap seseorang. Dan dia benar-benar menatap tajam orang itu.

Entah apa yang ada di pikirannya, yang jelas orang yang ia lihat mengetahui hal itu.

Ya, Singto tahu Krist sedang menatapnya.

'Apa kau sudah punya rencana untuk membunuhku juga?'.

Singto bergumam dalam hatinya sambil menyunggingkan senyuman.

Ingin tahu apa yang ada dalam pikiran Krist?. Dengan tatapan itu, menunjukkan bahwa dia begitu membenci Singto.
Tapi yang terjadi sebenarnya adalah, dia tidak membenci Singto. Ia hanya kesal, karena Singto tidak pernah menghormatinya sebagai senior. Singto berani membahas masalah pribadinya, dan jangan lupakan ketika Singto menceramahinya didepan penjual babi panggang kemarin. Pedagang itu pasti mendengar semua yang mereka katakan. Krist sama sekali tidak menyukai itu. Ia tidak suka, saat orang yang lebih muda tidak menghormati dirinya.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang