31. Sleep friend!

92 12 11
                                    

Teman tidur!

"Shit!, ahh...sialan. Ayo masuk!".

Mike sudah mengumpat sejak pagi karena partner game nya tidak bisa di ajak bekerja sama. Sudah seminggu semenjak Krist meminta cuti, mereka tidak pernah saling memberi kabar lagi. Tapi bukan berarti Mike tidak berusaha untuk mencari ayah dari janin dalam rahim temannya itu. Katakan saja takdir sedang memihak pada Krist, karena Mike tidak pernah melihat kedatangan Singto.

Dert... Dert... Dert...
Dengan terpaksa Mike harus keluar dari arena game, karena seseorang tengah menelepon.

"Ada apa?. Aku kan sudah bilang, mau main. Mengganggu saja!". Gerutunya.

"Ao, aku pikir kau bermain di laptop".

Mendengar suara Krist yang seperti merasa bersalah Mike langsung merubah suasana hatinya.

"Tidak, sebenarnya aku masih bisa bermain sambil menerima telepon. Aku hanya ingin keluar saja. Tidak asik tanpamu".

Mike mengambil teh yang berada di depannya.

"Kenapa telepon pagi-pagi begini?".

"Bisakah kau kemari?. Aku ingin meminta tolong".

"Oke!".

Mike tak ingin membuang waktu lagi. Ia segera mengambil kunci mobil, dan menuju ke tempat Krist.

"Krist, mau kemana kau berdandan rapi seperti ini?".

Mike sedikit terkejut melihat temannya yang seperti akan pergi berkencan.

"Aku ingin jalan-jalan".

"Jalan-jalan?. Apa ini kemauan bayimu?".

Krist terdiam sejenak, lalu melihat ke arah perutnya.

"Entahlah!". Jawab Krist sambil mengelusi perutnya.

Mike langsung memasang wajah lesu, karena ia tahu, hari liburnya kali ini tidak akan berjalan dengan mudah.

Mike membawa mobil sesuai dengan keinginan Krist. Namun sampai setengah jam, mobil itu masih tidak ingin berhenti, dan malah tampak berputar-putar saja.

"Sebenarnya kau mau kemana?".

"Jalan-jalan....".

Mike memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Krist.

"Serius, kau hanya menyuruhku untuk menjadi supir?".

Krist tersenyum bangga mendengar kalimat itu.

"Habisnya aku tidak tahu lagi akan kemana?".

Tak lama Mike menghentikan mobilnya tepat di tengah jembatan besar, namun terlihat sepi. Jalan itu memang jarang di lalui orang, karena kebanyakan dari mereka memilih jalan utama yang lebih cepat. Krist merasa heran dan menoleh ke arah pria di sampingnya itu.

"Apa kau masih tidak ingin memberitahu siapa ayahnya?".

Krist mengalihkan pandangannya dan menggeleng.

"Kenapa Krist, apa kau tidak mempercayaiku?".

"Bukan, aku hanya....".

Krist tak melanjutkan kalimatnya, dan melihat tangan Mike yang tiba-tiba saja langsung mendarat di perut Krist.

"Hanya apa Krist?".

Krist mendongak ke atas, dan menatap mata temannya itu tanpa arti. Perlahan Mike mendekati wajah Krist, dan itu membuat tangan Krist mengepal ketakutan.

Pluk!.
Krist memegangi jidatnya yang baru saja di sentil oleh jari telunjuk Mike.

"Kau pikir aku akan tinggal diam. Aku akan mencari tahu sendiri".

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang