34. Just dodge!

78 10 17
                                    

Hanya menghindar!

     Lima hari sudah Krist berada di Chonburi. Mike pernah menawarkannya untuk pulang, namun Krist mengatakan bahwa ia ingin berada di sana sedikit lebih lama lagi. Dengan berada di tempat itu, pikiran Krist menjadi lebih tenang. Di tambah jarak rumah nenek Mike cukup dekat dengan pantai. Saat perasaannya kembali kalut, Krist akan selalu pergi ke sana, seperti yang ia lakukan saat ini.

Suara desiran angin dan ombak membuat pria manis ini merasa nyaman. Krist duduk sedikit jauh dari kerumunan. Tidak ada seorangpun yang menemaninya saat ini. Mike sudah hafal, jika Krist tak ada, temannya itu pasti sedang pergi ke pantai.

Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Pandangannya kosong. Telinganya seolah tuli, karena hanya ada kesunyian seperti ia sedang berada di planet yang tak berpenghuni. Perlahan kepalanya semakin menunduk, dan pandangan itu kini telah beralih pada perutnya.

"Aku akan menjagamu".

Ucap Krist seraya mengelus perut yang sudah sedikit membuncit itu. Tak terasa janinnya sudah berumur 3 bulan. Hanya sedikit membesar, namun masih tidak terlalu jelas.

"Enam bulan lagi aku akan segera melihatmu. Kau ingin ku beri nama siapa, hmm?".

Entah kenapa pertanyaan itu terdengar sedikit pilu. Air mata Krist kembali menetes untuk kesekian kalinya, semenjak ia duduk di sana.

"Andai aku tahu kau perempuan atau laki-laki, aku mungkin akan memikirkannya sejak dulu".

Krist tidak habis pikir, kenapa di setiap kalimat yang ia lontarkan selalu di iringi dengan air mata?.

"Jika kau perempuan, bagaimana kalau bu beri nama Aye?. Dia dulunya pernah menjadi orang yang paling spesial dalam hidupku".

Kemudian Krist merasakan sesuatu bergerak di dalam sana. Hanya satu kali, dan itupun tidak terlalu kuat. Apa bayi ini menendang?. Wajah pria itu langsung menyunggingkan senyum indahnya.

"Kau bergerak?. Apa kau suka dengan namanya?".

Kali ini Krist benar-benar bisa merasakan kehadiran bayi itu di dalam perutnya. Ia menjadi lebih tenang, dan mulai berpikir bahwa ia tidak sendiri. Ada seseorang yang akan menjadi bagian hidupnya sebentar lagi.

Karena langit hampir gelap, Krist kembali ke rumah nenek Mike. Saking senangnya ia tak pernah menurunkan tangannya dari mengelus perut itu.

Sesampainya di rumah, Krist langsung mencari keberadaan temannya untuk menceritakan kejadian tadi. Namun pria yang di carinya itu malah tidak bisa di temukan. Entah kemana Mike pergi sekarang.

Karena tak ada orang, Krist memilih untuk langsung masuk ke dalam kamar. Sungguh melelahkan seharian hanya duduk di pantai seorang diri. Saat baru ingin merebahkan tubuhnya, Krist melihat sesuatu menggantung di gagang pintu kamar itu. Krist berjalan untuk mengambil kantung plastik di sana, dan juga kertas yang tertempel di atasnya.

'Aku pergi sebentar, dan mungkin akan kembali larut malam. Kunci saja pintunya, karena aku membawa kunci cadangan'.

Entah kemana Mike pergi, yang jelas sahabatnya itu selalu tahu bahwa dirinya sedang kelaparan. Tanpa menunggu lama lagi Krist langsung membuka sekotak nasi itu, dan melahapnya sampai habis. Mike mungkin paham, kalau Krist juga membutuhkan banyak energi untuk kesehatan bayinya. Tak heran di dalam plastik itu juga tersedia beberapa vitamin dan snack kesukaan Krist. Namun belum sempat mencoba, Krist sudah merasa mengantuk. Bayangkan saja seharian tidak pulang, dan hanya menatapi ombak yang terkadang terlihat membosankan itu. Tentu saja tubuh Krist sangat lelah, dan membutuhkan banyak istirahat. Krist langsung berjalan ke arah ranjang, dan terlelap di sana.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang