7. Harassed!

103 13 7
                                    

Dilecehkan!

     Singto masuk kedalam sebuah kamar, tempat dimana Krist dikurung olehnya. Ia menatapi tajam wajah pria yang masih belum sadar itu. Singto mendekat, sehingga terdengar deru nafas Krist yang begitu tenang.

Namun tak lama kemudian, kelopak mata Krist perlahan terbuka. Tak ada niatan, Singto akan mundur dan menjauhkan wajahnya. Krist sontak dibuat kaget dengan keberadaan Singto yang begitu dekat dengan dirinya saat ini.

"Apa kabar, Krist?".

Saat ini senyum Singto benar-benar menyeramkan. Ia terlihat seperti singa yang sedang kelaparan.

"Lepaskan aku, untuk apa kau melakukan ini, hah?". Krist meronta mencoba melepaskan ikatannya.

"Untuk memberi pelajaran kepada seseorang".

Krist terdiam sejenak. Pikirannya seperti sedang menangkap sesuatu.

"Apa itu benar fotomu?". Krist langsung teringat foto wisuda Singto.

"Ya, itu aku. Apa aku tampan dengan seragam itu?". Singto membelai pipi Krist, dan pria itu langsung menghindar.

"Bagaimana...".

Krist tidak tahu, apa yang harus ditanyakan dengan keadaan seperti ini. Ia benar-benar bingung sekarang.

"Bagaimana aku melakukan ini, hm?. Itu karena dirimu, ai sat!". Singto berteriak tepat didepan wajah Krist.

"Kau ingin tahu kenapa aku selalu bertanya tentang Aye, kan?".

Singto terdiam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Aku, adalah saudara dari orang yang kau bunuh. Aku, adalah kakak kandung Aye Sarunchana, kau tau?".

Krist tertegun mendengar pengakuan itu. Tentang orang yang ia bunuh, Singto saudara kekasihnya, dan Aye.... Apa maksudnya?

"Jawab pertanyaanku dengan cepat, kalau kau ingin selamat. Apa maksudmu dengan membunuh adikku?". Lagi-lagi Singto mendekat ke wajah Krist.

"A..apa maksudmu?. Aku membunuh siapa?".

Entah Krist gugup dengan pertanyaan itu, atau karena Singto sangat dekat dengan wajahnya.

"Jangan berbelit-belit!".

Singto membanting barang-barang yang sudah tertata rapi di atas meja.
Singto kemudian mengambil dagu Krist, dan menghadapkan wajah pria itu pada dirinya.

"Apa kau tahu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau tahu?. Aku tidak suka orang yang tidak jujur".

Krist berkali-kali menggelengkan kepalanya. Singto melepas wajah itu, dan Krist mulai angkat bicara.

"Aku tidak mengerti maksudmu. Aku tidak membunuh siapapun!".

Plak!.
Satu tamparan mendarat di pipi lembut Krist. Wajahnya yang putih, kini menjadi merah karena tangan Singto.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang