41. Flash back!

97 11 22
                                    

Kilas balik!

     Krist berusaha mencari sesuatu untuk membuka kunci pintu di kamar itu. Tak lama, akhirnya ia menemukan sesuatu yang sepertinya bisa membantu. Krist meraihnya, dan berjalan ke arah pintu. Itu adalah jepit rambut kecil berwarna hitam, yang mungkin saja barang milik nenek Mike dulu. Berulang kali Krist memutar-mutar benda itu di dalam sana, namun ternyata tak semudah seperti di film-film yang sering ia lihat. Krist sedikit mengalami kesulitan sepertinya.

Hampir satu jam, akhirnya pintu itu bisa terbuka. Dengan segera Krist keluar, dan hendak melarikan diri dari Mike. Ia tidak ingin berlama-lama lagi di sana. Ketika sampai di depan pintu, sungguh terkejut ia saat melihat Mike yang berdiri tak jauh darinya. Krist langsung menghentikan langkahnya, dan mulai berjalan mundur.

"Kau ingin lari?".

Mike semakin mendekat, dan itu membuat Krist sangat ketakutan.

"Tolong biarkan aku pergi, Mike".

"Kenapa, Krist?. Tak bisakah kau menemaniku malam ini saja?".

"Tidak, jangan Mike".

"Aku menginginkanmu".

"Tidak, jangan mendekat!".

Krist meraih apapun yang ada di dekatnya, dan melempar apapun yang bisa di lempar ke arah pria itu. Suara tangis semakin terdengar keras. Namun Mike masih tak bergeming. Dalam pikirannya, hanya bayangan tentang Krist yang akan mendesah di bawahnya nanti.

"Lepas!".

Krist memberontak, mencoba menghentikan Mike dari merobek-robek pakaiannya.

"Jangan lakukan ini....". Lirihnya, sambil menahan desahan.

Mike mulai mengecupi dada pria manis yang mulutnya tak pernah berhenti mengucapkan mantra jangan dengan suara lirih.

Beberapa saat kemudian, Mike mulai membuka paksa celana luar dalam yang menempel di tubuh Krist. Krist semakin meronta ketakutan, sampai mulutnya tak sengaja memanggil nama seseorang.

"P'Singto, tolong!!!".

Bruak!.
Seperti sulap, Singto langsung muncul di hadapan mereka. Krist merasa dirinya benar-benar menjijikkan sekarang. Krist telanjang dengan Mike di atasnya, di tambah Singto yang sudah melihat adegan tersebut. Apa lagi yang bisa di harapkan dari pria sepertinya?. Bahkan Mike sendiri mengatakan bahwa Krist adalah jalang mulai sekarang.

Krist tak bisa berbuat apapun lagi. Ia hanya mampu menangis, melihat Mike yang tengah di bantai habis-habisan oleh pria itu. Begitu keadaan sudah membaik, Singto mencoba mendekat ke arah Krist untuk menenangkannya. Namun sepertinya kesadaran Krist sedikit terganggu. Ia lebih terlihat seperti orang lingkung, yang begitu ketakutan. Singto tidak mampu melihat keadaannya. Bahkan untuk sebuah pelukan pun Krist menolak.

Lalu dengan perlahan Singto mendekat, dan berbicara sepelan mungkin agar pria di depannya itu tidak semakin ketakutan.

"Tenang, oke. Tutupi dulu tubuhmu".

Krist menurut, dan membiarkan Singto memasang jaketnya. Untunglah benda itu terlalu besar untuk tubuhnya, sehingga bisa menutupi bagian bawah Krist.

**********

Singto membawa Krist ke hotel miliknya di kota itu. Keduanya nampak sama-sama enggan untuk membuka pembicaraan, walau tengah duduk bersebelahan. Singto tak yakin Krist akan mengubris pembicaraannya, sedangkan Krist memang tak ingin bicara.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang