37. Last meeting!

83 9 24
                                    

Pertemuan terakhir!

     Malam pun tiba. Saat ini Krist sedang berjalan mencari tempat yang tertera di kertas yang Mek berikan siang tadi. Begitu sampai, ia langsung di suguhi pemandangan dimana Singto sedang berdiri membelakanginya. Singto yang mendengar langkah kaki mendekat, langsung berbalik dan menatap lekat pemuda di hadapannya itu. Hampir saja Singto akan menunjukkan senyum, namun matanya lebih dulu teralihkan ke salah satu bagian tubuh Krist.

"Bagaimana keadaan bayiku?".

Yeah, akhirnya Singto menanyakan itu. Sehat, tentu saja. Krist tak pernah melakukan sesuatu yang bisa membuatnya kelelahan.

"Baik!". Jawab Krist singkat.

'Tolong ajak aku pulang bersama, agar kita bisa mulai semuanya dari awal lagi'. Gerutu Krist dalam hati, selama Singto diam.

"Kau masih ingat kata-kata ku?".

Hah?. Kata-kata yang mana?.

"Jangan biarkan pria manapun menyentuhnya, saat kalian melakukan seks".

Plak!.
Satu tamparan dari Krist mendarat di pipi pria itu.

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti ini kepadaku?".

"Karena kau seorang jalang!. Aku tidak mau anakku di sentuh dengan tangan-tangan kotor mereka".

Sakit, benar-benar sakit kalimat yang keluar dari mulut bajingan ini.

"Tapi tunggu. Aku sudah lama ingin menanyakan ini".

Singto membenahi posisinya, dan sedikit memalingkan wajah menatap ke arah lain.

"Apa dia memang anakku?". Lanjutnya.

Ah, kenapa sakit hati Singto saat mengatakannya?. Bukankah seharusnya ia senang, jika Krist mengatakan bahwa dirinya berbohong?.

"Apa phi sudah selesai, karena aku ingin segera pulang".

Krist tak tahu harus mengatakan apa lagi. Air matanya memaksa untuk keluar.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Krist".

Tolong katakan iya. Katakan bahwa dia memang anakku. Tidak tahu mengapa Singto berkata seperti itu di dalam hatinya.

"Bukankah phi tidak akan pernah percaya pada apapun yang ku katakan, seperti saat kau menuduhku membunuh Aye?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah phi tidak akan pernah percaya pada apapun yang ku katakan, seperti saat kau menuduhku membunuh Aye?".

Deg!.
Hati Singto bergemuruh mendengar itu. Meskipun Krist telah memaafkannya, bukan berarti pria itu juga bisa menghapus ingatannya. Singto menjadi diam seribu bahasa. Pikirannya mulai menyusuri masa lalu, ketika New mengatakan bahwa Krist menjadi gila karena ulah dirinya.

"Kenapa phi?. Bukankah dulu kau sendiri yang bilang, bahwa kau akan menjaga kami?. Tapi apa?. Kenapa sekarang malah kau sendiri yang menyakiti kami, phi?".

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang