8. Mental disorders!

97 13 9
                                    

Gangguan jiwa!

     Krist mulai membuka matanya perlahan. Lampu kamar ini terlihat begitu terang dimata sipitnya. Seluruh tubuh Krist terasa sakit akibat hantaman Singto semalam. Saat ini ia seperti orang lumpuh. Meskipun sekedar menoleh dan memindahkan tangan Singto dari wajahnya, ia tidak mampu. Tubuhnya benar-benar melemah.

Krist merasa lengket, akibat sperma yang memenuhi ranjangnya. Dengan bersusah payah ia bangkit, dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Krist menangis sejadi-jadinya didalam sana. Ia sangat benci keadaan ini.

"Menjijikkan....". Krist menangis seraya mencoba menghapus tumpukan kiss mark Singto di depan cermin.

Singto telah merenggut harga dirinya. Ia merasa, seperti tidak ingin lagi melanjutkan hidup. Krist juga tidak mau melihat Singto. Ia sangat jijik pada dirinya yang sudah tidak suci lagi.

"Mae...tunggu. Sebentar lagi Kit akan menyusul". Ucapnya dengan penuh penekanan.

Sulit dipercaya bahwa, didalam kamar mandi itu ada tempat untuk berenang. Ya, ada kolam didalamnya, yang mungkin 8 kali lebih luas dari bathtub. Krist yang sudah naked dari luar, langsung menceburkan diri kedalamnya. Saat sekolah, pelajaran yang paling tidak ia sukai adalah olahraga. Tidak heran jika dia tidak bisa berenang seperti kebanyakan pria lainnya.
Tubuh lemah itu langsung tenggelam ke dasar kolam.

Sedangkan yang terjadi diluar kamar adalah, Singto yang baru saja bangun dari tidur nyenyak nya. Ia mulai mencari Krist, yang sudah tak lagi ditempat tidur. Singto yakin, jika Krist tidak akan berani lari dengan keadaannya yang seperti ini. Melihat kamar mandi tertutup, ia pikir mungkin Krist sedang membersihkan diri. Singto keluar dari kamar itu setelah ia memakai kembali baju semalam.

Tidak pernah ada siapapun di rumah. Namun kali ini, ia melihat sesosok pria tengah duduk membaca koran dengan secangkir teh di mejanya. Singto turun menghampiri orang itu.

"P'Gun!".

Orang yang dipanggilnya Gun itu langsung menoleh ke arahnya.

"Sejak kapan phi datang?. Kenapa tidak menelepon ku kalau ingin kemari?".

"Kenapa?. Apa aku tidak boleh datang untuk melihat adikku sendiri?".

Singto berjalan menghampiri pria itu, dan langsung memeluknya. Ia begitu merindukan kakak laki-lakinya itu. Gun bekerja di London, dan hanya 5 bulan sekali ia datang untuk menjenguk Singto.

"Apa kau merindukanku?".

Singto mengangguk dalam pelukannya.

"Aku dengar kau sudah mendapatkan apa yang kau incar selama ini. Apa itu benar?".

"Apa karena ini, phi kembali ke Thailand?".

"Hmm... Sebenarnya pekerjaanku sudah lama selesai, dan akan segera kembali kemari bulan depan. Tapi semalam tiba-tiba p'Tay menelepon dan mengatakan kabar baik ini".

Gun dan Singto hanya selisih satu bulan. Jika dibandingkan dengan Tay dan Off, mungkin mereka dua bulan lebih tua darinya. Itu sebabnya Gun memanggil mereka dengan sebutan phi, yang berarti kakak dalam bahasa Thailand.

"P'Gun ingin melihatnya?".

"Aku akan pergi kalau kau sudah mengikatnya dengan kuat".

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang