23. Previous events part 2

84 11 1
                                    

Kejadian sebelumnya bagian 2

"Apa kau lupa perjanjian kita.... Stop, ai sat!".

Krist semakin marah, karena Singto tak mendengarkan ocehannya, dan malah berniat untuk membuka kaos pendeknya.

Plak!.
Pertama kali setelah menjalani hubungan tanpa status, baru sekarang Singto menamparnya. Krist melihat ke arah Singto, dengan memegangi pipinya yang sakit. Ia menatap lekat wajah itu dengan penuh keheranan. Apa yang sudah terjadi pada Singto?. Kenapa ia bertindak kasar lagi, sekarang?. Pertanyaan itu terus berputar-putar dipikirannya.

Tak lama Singto melanjutkan kegiatannya tadi, dan membuka pakaian milik Krist.

"Phi, jangan. Aku sedang tidak ingin melakukannya".

"Kenapa Kit?. Apa kau sudah nyaman dengan penis lain?. Apa itu sebabnya kau tidak mengizinkanku masuk?".

Krist mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapan Singto.

"Apa maksudmu?".

"Jangan berpura-pura Kit. Aku sudah mendengar semuanya". Ucap Singto sambil membuka resleting celana Krist.

"Apa kau sudah tidak tahan lagi?".

Krist masih terpaku diam mendengar teka-teki dari Singto.

"Apa hole mu sangat gatal, sehingga kau meminta penis manapun untuk memasukinya?".

Plak!.
Satu tamparan mendarat di pipi Singto. Hati Krist begitu sakit mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut pria itu.

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu, phi?".

"Karena kau adalah jalang, ai sat!. Sejak awal kau sudah menjadi jalang ku. Tidak puas hanya denganku, kau menggandeng 2 pria sekaligus".

"Cukup!".

Entah sejak kapan air mata itu menetes ke wajah Krist.

"Kenapa phi?. Aku melakukan kesalahan apa padamu?".

Singto tak menjawab, dan malah membuka pakaiannya sendiri, dan menarik celana Krist kebawah. Dengan cepat Singto menarik tubuh Krist, dan langsung menusuk tepat ke dalam holenya. Kaki Krist yang masih tertutup rapat juga terkejut dengan pergerakan itu.

"Akh, phi.... Perih phi, hiks".

Krist dengan nafas terengah-engah menahan rasa sakitnya. Sudah lebih dari sebulan ia tidak melakukan ini, dan sekarang Singto malah langsung masuk tanpa pelumas. Singto menghujami tubuh Krist dengan kiss mark, untuk mengurangi rasa sakitnya. Meskipun marah, pria ini juga tidak akan tega melihat kesayangannya kesakitan.

Krist tidak bisa berdiri tegak. Kakinya benar-benar gemetar, seperti saat ia melakukannya di dalam kamar mandi rumah Singto. Bahkan setelah itu ia langsung kelelahan sehingga Singto harus menggendongnya ke ranjang.

"Phi....hiks".

Suara Krist juga ikut gemetaran. Lengannya memeluk erat leher Singto, supaya tidak oleng.

"Akhhh.....".

Singto bisa merasakan kaki Krist yang gemetar. Kemudian dengan inisiatif sendiri, pria itu langsung duduk. Krist didudukkan di atas pahanya.

Not Magic 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang