12:23 -
"Halo, Sayang. Kamu di mana? Aku udah di alamat kantor yang udah kamu kirim nih."
"Kamu area mananya, Yang?"
"Di parkiran, Sayang."
"Ah ... Oke ... Aku on the way ke sana, ya."
"Hum..."
"Ke sini bareng siapa kamu?"
"Jaemin lah. Pak Ratmo gak bisa nganterin tadi."
"Ya udah! Lima menit lagi aku sampai parkiran."
"Oke!"
Tutt...
Renjun memutuskan panggilan teleponnya dengan sang suami, lalu dia berjalan-jalan santai untuk memperhatikan isi parkiran perusahaan yang menduduki nomor tujuh se-Asia itu.
"Parkirannya biasa-biasa aja kok. Mau mirip sama parkiran perusahaan Jeno," gumam Renjun.
Tak lama menunggu, akhirnya Jeno sampai di parkiran sambil terengah-engah.
"Eh! Kamu ngapain kayak gitu? Habis dikejar setan, Yang?" heran Renjun.
"Nggak! Hahaha!" jawab Jeno.
"Terus, kamu lari-larian sampai keringat kamu meluber gitu buat apa?" tanya Renjun.
"Aku gak mau buat baby sama suami kecilku menunggu," jawab Jeno.
Renjun merona.
"Udah tua. Gombalan nya dikurangin, Yang!" kesal Renjun, padahal di dalam hati berteriak senang.
"Alah! Basa-basi banget, padahal suka mah!" ledek Jeno.
"Anyway, mana berkas aku, Yang?" tanya Jeno.
"Oh wait!" seru Renjun sambil menggeledah isi tote bag nya.
"Astaga! Santai banget kamu naroh berkasnya di situ, Yang! Gimana kalo hilang atau lecet?!" seru Jeno tak habis pikir.
"Habisnya, aku gak tahu mau nyimpen di mana. Mau nyimpen di tas ku, tas ku kekecilan. Takut kulipat," jelas Renjun.
Jeno hanya bisa mengangguk bodoh karena pemikiran polos sang suami.
"Nah!"
Renjun menyerahkan berkas Jeno dan diterima dengan baik oleh Jeno.
"Ya udah! Kamu baliknya hati-hati, ya. Bilang sama Jaemin, jangan balapan. Aku mau masuk buruan karena CEO perusahaannya udah dateng," jelas Jeno.
Renjun mengangguk.
Jeno mencium kening Renjun, lalu mencium perut Renjun yang sudah perlahan membuncit karena janinnya yang semakin berkembang pesat.
"Baby jangan nakal di perut Papa ya. Nanti balik kantor, Ayah bakalan bertemu lagi sama Baby secara langsung," ucap Jeno lembut, tetapi ada senyuman menyeringai di akhir.
Renjun merona. Dia tahu maksud bertemu baby secara langsung.
"Ya udah! Aku pergi, ya. Maaf gak bisa nungguin kamu pergi! Duluan, Sayang! Bye!" seru Jeno sambil melambaikan tangannya dan berjalan pergi.
Renjun tersenyum dan membalas lambaian tangan Jeno.
Renjun membalikkan badannya dan berjalan menuju mobilnya, tetapi langkah kakinya terhenti saat dia melihat sebuah pemandangan yang membuat emosinya membuncah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shut Up! | MarkHyuck
RomanceHaechan harus menelan pil pahit saat dirinya tahu bahwa Mark Jung--suaminya, ternyata merenggangkan hubungan pernikahan mereka karena kepala keluarga itu berselingkuh. Haechan yang notabenenya sudah menjalin hubungan hampir 8 tahun lamanya dengan Ma...