17

7.6K 537 40
                                    

WARNING ⚠️

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan sider, hargai karya penulis!

•••••

Setelah pelarian Haechan dan DongMin yang sudah hampir lima bulan ini, Mark seperti orang linglung yang kehilangan arah dan tak tahu tempat tujuan utamanya. Dia seperti mayat hidup atau bahasa kerennya zombie.

Berulang kali Mark datang dan pergi di kediaman keluarga besarnya, keluarga Jung, tetapi nihil karena Jung Jaehyun masih bungkam dan tak ingin menjawab pertanyaan sang anak.

Seperti saat ini, Mark tampak berjalan gusar saat masuk ke mansion kedua orang tuanya.

"Dad ... Dimana Dad menyembunyikan Donghyuck dan DongMin-ku?" tanya Mark lemah.

Jaehyun tampak tak perduli dengan Mark, seakan-akan majalah koran yang dia baca lebih penting dari sang anak yang bahkan hanya pulang ke mansion utama sekitar dua kali sebulan, sewaktu hubungan keluarga anaknya itu masih harmonis. Tapi, setelah hubungan keluarga sang anak tak lagi harmonis, sang anak kerap datang setiap hari ke mansion tanpa diminta.

"Dimana Donghyuck-ku, Dad?" tanya Mark memohon pedih.

"Cari dan jangan tanyakan padaku," jawab Jaehyun santai tanpa menatap sang putra.

Mark terduduk lemas di atas lantai.

"Haechan dan DongMin baik-baik saja, DongMin bahkan sudah bersekolah dan memiliki banyak teman baru," jelas Jaehyun.

Mark benar-benar gila karena tak tahu bagaimana keadaan anak dan suami mungilnya saat mereka dalam radius yang tak terbatas. Mark semakin menggila bila tahu keadaan anak dan suaminya dari sang Ayah. Kenapa ayahnya suka merepotkan diri dengan cara memberi informasi? Maksudnya, kenapa sang ayah tidak memberi informasi sepenuhnya tentang sang suami.

"Anyway, Haechan terus mengirim pesan pada Daddy, kenapa kamu belum menandatangani surat cerai yang sudah dia kirim?" tanya Jaehyun.

Mark seketika mendecih.

"Bahkan sampai tulangku menjadi debu, tak akan aku tanda tangani berkas sialan itu!" jawab Mark angkuh.

Jaehyun tersenyum tipis.

"Kenapa kau baru menyayangi suami dan anakmu setelah mereka pergi meninggalkanmu? Menyesal?" tanya Jaehyun sarkas.

"Kau pikir, suami dan anakmu tidak terluka kalau tahu pemimpin keluarga harmonis mereka berbagi saliva dengan perempuan asing?" tanya Jaehyun menohok.

Mark menangis pelan, membuat Jaehyun tersenyum kecil saat melihat betapa hancur anaknya saat ini.

"Kanada, cari mereka di Kanada," ucap Jaehyun.

Seketika Mark menatap sang ayah dengan wajah heran.

"Daddy sudah memberimu tiga clue, tidak ada lagi clue yang lain," final Jaehyun.

Mark terdiam, lalu berdiri dari duduknya dengan cepat.

"Terima kasih, Dad," ucap Mark senang.

Jaehyun tersenyum tipis sebagai jawaban, sedangkan Mark dengan tergesa-gesa berlari keluar dari mansion.

Jaehyun menghela nafas panjang.

"Ayah tahu kalau kau sudah berusaha memperbaiki semuanya sebelum DongMin dan Haechan pergi. Tapi, tetap saja kamu harus dihukum, Mark," gumam Jaehyun.

Shut Up! | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang