12:35 -
"Perasaan dari aku duduk di sini, kamu makan mulu, Babe."
"Kan, aku menyusui."
"Loh! Emangnya, ada baby di sini? DongMin udah lepas ASI dari lama loh."
"Loh ... Kamu gak ngerasa?"
"Hei!"
Haechan tertawa kecil saat melihat sang suami merona. Sangat jarang suaminya merona seperti itu. Mungkin hanya beberapa kali Mark merona seperti itu.
Mark tertawa pelan, lalu memeluk Haechan yang sedang menikmati makanannya dengan lahap.
"Kenapa, Sayang? Kelihatan manja banget kali ini," heran Haechan.
"Uhm ... Mau aja, sih," jawab Mark ambigu.
Haechan terkekeh.
"Aaaaa!" kode Haechan agar Mark membuka mulutnya.
Mark mengikuti perintah Haechan, lalu mengunyah makanan yang baru saja Haechan suap untuk dirinya.
"Enak loh," puji Mark.
Haechan tersenyum lembut.
Ceklek!
Sepasang suami itu refleks menatap ke arah pintu dapur yang di mana ternyata ada DongMin di sana yang berdiri dengan tatapan datar.
"DongMin sayang! Ayo makan bareng Papa!" ajak Haechan.
DongMin berjalan ke arah Haechan, lalu mendorong Mark menjauhi sang Papa.
Haechan kaget karena sikap DongMin, begitupun dengan Mark yang bahkan kini menatap anaknya seakan penuh dendam.
"Jangan dekat sama Papa! Papa hanya milik DongMin!" seru DongMin dengan suara dibuat lucu, lalu memeluk Haechan dengan erat.
Haechan tertawa kecil saat mendengarkan ucapan DongMin, sedangkan Mark tahu sekali kalau itu hanya acting DongMin.
"Ah ... DongMin sepertinya bermanja seperti itu karena ingin memiliki adik, Sayang. Bagaimana kalau kita ke kamar dan membuatkan adik untuk DongMin?!" tawar Mark seakan tak takut dengan permintaan DongMin beberapa hari yang lalu pada Haechan.
"Nanti biar kubunuh dia," jawab DongMin santai.
Haechan kaget, lalu memukul pelan tangan DongMin.
"Don't say that!" seru Haechan memperingati.
DongMin tersenyum tipis.
"But, I said the truth!" seru DongMin.
Haechan terdiam, lalu melirik ke arah Mark yang sudah tampak masam.
Mark berjalan pergi dari dapur dan memilih untuk ke kamarnya saja, sedangkan DongMin diam-diam tersenyum tipis.
"Loser..." gumam DongMin.
"Apa?!" tanya Haechan yang samar-samar mendengar suara DongMin.
"No, Fat! DongMin ingin ke kamar! Papa makan yang banyak, ya!" seru DongMin sambil tersenyum lebar.
Haechan terkekeh.
Muach!
"Makan yang banyak biar Papa bisa ngangkat beban!" seru DongMin.
"Beban?" heran Haechan.
"Uhm ... Jangan lupa ucapan Papa beberapa waktu lalu. Bukan beban kita yang berat, tetapi kita yang lemah. Semakin kita lemah, maka semakin berat beban yang kita pikul," jelas DongMin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shut Up! | MarkHyuck
RomanceHaechan harus menelan pil pahit saat dirinya tahu bahwa Mark Jung--suaminya, ternyata merenggangkan hubungan pernikahan mereka karena kepala keluarga itu berselingkuh. Haechan yang notabenenya sudah menjalin hubungan hampir 8 tahun lamanya dengan Ma...