21

7.1K 474 18
                                    

Malam ini, tak ada waktu untuk Mark dan Haechan berbicara, pasalnya Haechan menghabiskan waktunya hanya sekedar menangis di pelukan Mark dan berakhir tertidur dalam diam.

Dengan mengikuti instingnya, Mark membawa Haechan ke sebuah kamar dengan cat berwarna coklat muda dengan variasi putih tulang di sana.

Senyuman Mark tiba-tiba terukir saat sadar kalau di dalam kamar itu ternyata terpajang foto pernikahannya dengan Haechan beberapa tahun silam.

Dengan hati-hati Mark membaringkan Haechan, lalu dia menyelimuti pria itu dengan penuh kasih.

Senyuman Mark semakin terbentuk tanpa henti saat matanya tak sengaja menatap ke arah perut Haechan. Benar kata Jeno, Haechan tengah hamil.

Mark yakin, kehamilan Haechan-nya mungkin sudah masa trimester kedua? Ah ... Ataukah sudah mau masuk trimester ketiga? Tapi, Mark bisa tebak kalau calon bayinya pasti sudah berumur lima bulan.

Mark terdiam. Umur lima bulan, berarti bayinya sudah dikandung oleh Haechan sebelum mereka bertengkar hebat? Wow! Pandai sekali suaminya menutupi fakta. Mark akui kalau dia juga bodoh karena tak sadar akan hal itu.

Dengan pelan Mark mengelus perut Haechan yang tertutupi selimut, lalu dia memejamkan matanya dan membiarkan air matanya lolos begitu saja.

Dengan sekuat tenaga Mark menahan tangisnya. Benar, dia akui kalau memang dia benar-benar bejat pada Haechan.

Bagaimana bisa waktu itu Mark berpikir bahwa dia akan selingkuh dibelakang Haechan?

Bagaimana bisa waktu itu dia dengan sukarela membiarkan Yeri menjadi orang ketiga dalam hubungannya?

Mark benar-benar menyesali perbuatannya dan berjanji pada diri sendiri. Apapun caranya, dia tak akan berpisah dengan Haechan.

Dia tak ingin bila hak asuh DongMin tak ada padanya dan Haechan. Dan satu lagi, dia akan membahagiakan Haechan sebelum anak kedua mereka lahir. Dia janji.

"Maaf karena udah selingkuh di belakang kamu..." lirih Mark penuh penyesalan.

Mark berjalan keluar dari kamar Haechan, lalu tak lama dia kembali menangis. Kini, Mark tengah duduk di depan pintu kamar Haechan yang sudah dia tutup, lalu dia bersandar di sana sambil menekuk kedua lututnya.

Mark menangis pelan. Dia tak sekuat yang orang-orang pikirkan. Dia tak bisa bila tak bersuara. Mark tak bisa menangis dalam diam.

Sekarang, hanya ada rintihan dan isakan kecil yang keluar dari mulut Mark.

"Maaf..."

"Maaf..."

Mark berucap dengan begitu lirih, walaupun dia tahu kalau kata Maaf tak akan mengembalikan rasa percaya Haechan sepenuhnya sama seperti sebelum perselingkuhannya dengan Yeri terbongkar.

Ceklek!

Mark mengangkat pandangannya saat pintu kamar DongMin tiba-tiba terbuka, sedangkan DongMin tampak terkejut saat melihat ayahnya yang kini tengah duduk di depan pintu kamar Papa nya dengan posisi tak wajar.

Hanya beberapa detik DongMin mempertahankan mimik wajahnya, lalu setelah itu dia berubah datar.

Mark dengan buru-buru menghapus jejak air matanya, lalu berdiri dari posisinya dan tersenyum ke arah DongMin.

"Hey Bro! How was your day?" tanya Mark lembut.

DongMin terdiam beberapa saat, lalu kemudian dia menjawab.

"It got worse after you came," jawab DongMin.

Seketika Mark terdiam seribu bahasa.

"Ah..."

Shut Up! | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang