26

6.8K 487 24
                                    

Mark menghela napas lega setelah seminggu ini dia dipusingkan oleh urusan kantornya di Indonesia. Pria itu memang mengerjakan banyak urusan kantor, tetapi otak dan hatinya ada di Vancouver.

Sekarang, Mark sudah tak ada alasan lagi untuk di Indonesia. Jadi, waktunya dia ke Vancouver.

"Mau ikut dengan saya ke Vancouver?" tanya Mark pada sekretarisnya, Park Jisung.

"Gak dulu, Pak. Saya mabok soalnya," tolak Jisung.

"Jadi, mau tetap di Indonesia?" tanya Mark.

"Iya, Pak," jawab Jisung sambil mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Ya udah ... Kamu handle perusahaan dengan baik selama saya di Vancouver ya. Kalau ada masalah, hubungi saya lewat Email," perintah Mark.

Jisung mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Mark dengan segera berjalan keluar dari ruangannya.

Drttt...

Ponsel Mark berbunyi tanda seseorang meneleponnya, dengan segera Mark mengaktifkan ponselnya. Wajah Mark berseri-seri saat melihat siapa ID penelepon nya.

"Halo, Kid-"

"Papa sudah melahirkan! Adik DongMin perempuan!"

"Ha?! Syukurlah..."

"Ingin ke Vancouver?"

"Ya. Sedang dalam perjalanan, Son."

"..."

"Kalau begitu, Ayah tutup teleponnya. Ayah gak sabar flight ke Vancouver buat ketemu sama adik kamu!"

"See you Kid!"

"Ya..."

Mark memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, lalu setelah itu dia buru-buru berlari menuju parkiran.

Mark tak menyangka kalau anaknya akan lahir secepat ini, padahal dia pikir anaknya masih beberapa bulan di dalam perut Haechan. Ah ... Apa anaknya lahir prematur? Mark tak perduli asalkan anak dan suami mungilnya selamat.

Dengan segera Mark menancap gas mobilnya menuju mansion karena sebelumnya dia sudah memberi info pada CO-Pilot nya untuk memarkir pesawat di halaman rumahnya saja agar dia lebih cepat sampai dibandingkan di bandara Jung family.

Sekitar beberapa menit perjalan, akhirnya Mark sampai di mansion nya dan langsung disuguhkan oleh jet pribadi yang sering dia gunakan untuk flight.

"Sudah sedia semuanya? Saya tak sabar untuk flight dan bertemu dengan suami dan anak-anak saya," tanya Mark.

"Semuanya sudah siap, Tuan. Dan juga semuanya sudah diperiksa. Delapan puluh persen, kita akan flight dengan selamat sampai Vancouver," jawab sang CO.

Mark tersenyum kecil dan mulai mengenakan beberapa alat pengaman sebelum flight. Dalam hati, Mark tak berhenti untuk terus bersyukur atas kelahiran anaknya. Dia juga bersyukur karena sang suami selamat, mengingat kalau tadinya DongMin menelepon dirinya dalam keadaan baik. Jadi, Mark pastikan kalau Haechan-nya selamat.

Mark menatap hamparan pemandangan semesta di atas jet pribadi nya, lalu tak lupa pria itu sesekali tersenyum tipis saat melihat pemandangan dan juga merajut beberapa cerita di dalam otaknya saat di Vancouver nanti.

"Niat hati ingin kembali ke Vancouver sebelum Haechan lahiran. Tapi, bayiku lebih dulu keluar dan tidak sabar melihat dunia," gumam Mark.

Diam-diam sang pilot tersenyum kecil saat dia tak sengaja mendengarkan gumaman Mark.

"Rasanya senang sekali mendengar kalau orang tersayang kita lahiran dengan selamat," kata sang pilot.

"Yah ... Rasanya seperti rollercoaster," jawab Mark membenarkan.

Sang pilot tersenyum kecil untuk menanggapi jawaban Mark, sedangkan Mark kembali fokus pada pemandangan yang ada di bawah sana.

Tak ada yang tak tahu bagaimana hancurnya rumah tangga sosok Mark Jung saat ini, semuanya tahu tentang perselingkuhan sosok Mark Jung.

Awalnya, mereka semua marah dan tak terima akan pengkhianatan Mark pada Haechan, tetapi mereka akhirnya luluh setelah mereka melihat bagaimana kerasnya Mark berusaha untuk membuat Haechan kembali percaya padanya.

•••••

Tak butuh waktu lebih lama, Mark akhirnya sampai di Vancouver dengan selamat. Dia langsung menuju rumah sakit setelah DongMin mengirim pesan untuknya tentang dimana lokasi rumah sakit tempat Haechan melahirkan.

Dengan langkah cepat Mark berjalan masuk ke rumah sakit itu, lalu senyumannya tak pernah hilang saat dirinya sudah masuk ke bangunan berbau obat-obatan itu.

Saat Mark sudah sampai di depan ruangan Haechan dan hendak memutar gagang pintu, tangan pria itu tercekat pada gagang pintu saat dia melihat pemandangan dari dalam sana dibalik jendela kecil yang ada pada tengah-tengah pintu itu.

Di dalam sana, Haechan tengah menggendong seorang bayi yang Mark yakini itu adalah anaknya, lalu jangan lupakan Jaemin yang ada di samping Haechan. Ah ... Pria bermarga Na itu tampak tersenyum hangat dan bahagia dengan posisi berdiri di samping Haechan yang berbaring. Jangan lupakan tangan kanannya yang memeluk leher Haechan dari belakang.

Pandangan Mark beralih pada anak kecil yang berumur kurang lebih enam tahun yang tengah duduk di sofa dekat ranjang pasien. Di sana, DongMin tampak terdiam memperhatikan Papa dan adiknya.

Mark terdiam dengan seribu bahasa, lalu perlahan kakinya bergerak mundur menjauh dari sana.

Sesak melanda jantung Mark saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, usai Jaemin mencium kening Haechan, pria itu mencium kening anaknya.

Wow! Seperti seorang ayah bukan?!

Mark meremat dada bidangnya, lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"It's karma, Mark! Karma is a bitch!" batin Mark di dalam hati.

Mark sekarang paham bagaimana sakitnya Haechan saat dirinya waktu itu berselingkuh dengan Yeri. Baru sekali Mark melihat Jaemin mencium kening Haechan, rasanya seakan-akan diterjang bebatuan tajam tak bertumpul. Apa kabar dengan Haechan-nya yang tahu kalau dirinya selingkuh dengan Yeri, dokter kandungan suaminya yang tahu bagaimana besar perjuangan Haechan agar bisa hamil anak keduanya.

Mark menghapus air matanya dengan kasar, tetapi langkah kakinya tak berhenti untuk terus berjalan mundur.

"Haruskah gue mundur dan ngasih kebebasan buat Haechan? Dia udah tersiksa berat selama gue selingkuh dibelakang dia..." lirih Mark.

Mark menggeleng dengan pelan, lalu membalikkan badannya dan berjalan cepat keluar dari rumah sakit itu.

Tak lama setelah kepergian Mark, DongMin keluar dari ruang rawat sang Papa. Anak itu melihat sekelebat bayangan sang Ayah yang sudah menghilang.

DongMin terdiam. Dia sudah berjanji kalau dia akan lepas semuanya setelah sang ayah menyesal.

- 💍💍💍 -

Shut Up! | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang