16

7.5K 548 31
                                    

WARNING ⚠️

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan sider, hargai karya penulis!

•••••

Malam dimana DongMin mengajak Haechan untuk pergi, akhirnya berhasil. Ya, Haechan dan DongMin berhasil pergi dari kediaman keluarga besar mereka. Haechan tak tahu apa yang akan terjadi nantinya setelah Mark kembali dan tak melihat dirinya di apartemen, apalagi bila Mark tahu kalau dia kabur seperti ini karena ajakan DongMin.

DongMin dan Haechan memilih untuk pergi menjauh dari area tempat tinggal mereka sebelumnya. Bahkan Haechan hanya mengikuti instruksi sang anak tanpa membantah. Dia yakin kalau DongMin melakukan yang terbaik untuknya.

Di sinilah DongMin dan Haechan sekarang, di dalam mobil mewah milik keluarga Jung yang sedang mengantar mereka ke suatu tempat.

"Sayang, bisa jelaskan sebelum Papa marah?" tanya Haechan.

DongMin terdiam, lalu menghela napas panjang.

"Selama ini, DongMin tahu kalau Ayah berselingkuh dibelakang Papa. DongMin tahu semuanya, bahkan jauh sebelum Papa tahu perselingkuhan Ayah dan Dokter Yeri."

"Dan untuk pesan dari nomor tak dikenal di HP Papa saat kita di Jepang, itu dari DongMin dan itu semua DongMin lakukan dengan bantuan Jae Grandpa."

"DongMin tahu kalau Papa hamil karena DongMin memantau Papa setiap Ayah gak ada di apart. Lebih tepatnya, DongMin selalu memantau dua komputer sekaligus. Satu komputer untuk memantau gerak-gerik ayah dan satu komputer untuk memantau gerak-gerik Papa. Ya, DongMin menyadap beberapa CCTV kota sampai luar negeri, termasuk menaruh kamera tersembunyi di atas plafon kamar mandi."

"Maaf kalau DongMin melanggar privasi dan melakukan tindakan yang tidak dibenarkan. Tapi, DongMin terpaksa melakukannya untuk kebaikan kita semua, Pa."

"Dan ternyata, Ayah yang berselingkuh selama ini."

Haechan terdiam saat mendengarkan seluruh penjelasan DongMin, lalu dengan cepat dia memeluk sang anak dengan penuh kasih. Air mata pria berkulit karamel itu tak dapat dibendung lagi.

Begitu besar tekad anak nya untuk melindunginya.

Haechan mencium kening DongMin berkali-kali, lalu mengelus lembut kepala sang anak.

"Sudah lama DongMin ingin melaporkan semua sifat bejad Ayah. Tapi, DongMin tak punya cukup bukti. Jadi, Maaf karena DongMin terlalu lama bertindak sampai Papa sesakit ini. Ditambah lagi dengan DongMin yang takut bila trauma Papa kambuh," jelas DongMin merasa bersalah.

Haechan menggelengkan kepalanya dengan lembut.

Kedua pria berbeda usia itu saling terdiam dan larut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Kalau memang Papa benar-benar ingin bercerai dengan Ayah, DongMin siap tinggal bersama Papa dan adik. DongMin janji," ucap DongMin tiba-tiba.

"Alasan DongMin gak mau punya adik ini?" tanya Haechan serak.

"Ya ... DongMin gak mau kalau Papa berjuang sendiri saat hamil, dan DongMin juga tahu kalau orang yang hamil janinnya akan rentang bila yang sedang mengandung merasa stres. DongMin gak mau hal buruk terjadi pada Papa dan calon adik DongMin," jelas DongMin menjawab.

Haechan tersenyum getir saat mendengarkan jawaban DongMin.

Haechan rasa, rasa syukurnya yang selalu dia panjatkan pada tuhan disetiap hari ternyata tak salah, itu karena tuhan memberinya seorang anak laki-laki yang tangguh, kuat dan tegar. Haechan berjanji akan membahagiakan DongMin dan juga calon bayinya walau tanpa Mark.

Shut Up! | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang