bab 12 hari patah hati

704 35 0
                                    

ᨦ ❝ *Jangan melihat kebelakang untuk hal yg sudah Allah jauhkan* ❞

Dan kini syakhira tengah menyiapkan dari tas, baju ,buku, pulpen, laptop dan lain sebagainya untuk ia bawa ke kampus besok pagi.

Dan kini hari semakin larut...

Merekapun memutuskan untuk segera tidur...

🌻🌻🌻

Di pagi hari yang indah....

Kini ummi Aminah dan beberapa mba santri sedang masak di dapur ndalem.

" Mba siti tolong ini ikan nya di goreng dulu, ummi mau bikin kan Abah kopi dulu nggeh"

" Na'am ummi, " jawab mba siti yang kini tengah membantu ummi Aminah memasak di dapur,

Sedangkan ummi Aminah pun segera membikin kan kopi untuk kiyai Ahmad.

" Abah ini kopinya di minum" kata ummi Aminah
" Syukron ummi, tolong taruh di atas nakas saja dulu, nanti Abah minum" sahut kiyai Ahmad sambil masih mengutak Atik leptop miliknya

" Iyah sama sama Abah, ummi taruh di sini yah"

" Em..ummi, sini sebentar ada yang mau Abah omongin sama ummi, " kata kiyai Ahmad dengan serius

Ummi Aminah pun mengerutkan keningnya

" Mau bicarain apa Abah?" Tanyanya

" Ummi masih ingat sama eyang Lukman?" Tanya kiyai Ahmad

Ummi Aminah pun terdiam sembari berfikir untuk mengingat tentang eyang Lukman

" Eyang Lukman ?" Gumam ummi Aminah

" Oh Iyah ummi ingat Abah, yang dulu ummi lagi hamil nya Zaidan kan?" Tanya ummi Aminah

Kiyai Ahmad pun mengangguk
" Iya ummi, dan apakah ummi masih ingat pesan apa yang beliau sampaikan kepada kita?"

Flashback...

" Ahmad, istrimu udah masuk ke bulan berapa kandungan nya?" Tanya eyang Lukman ke kiyai Ahmad dan juga istrinya

" Alhamdulillah sudah memasuki ke bulan 8 eyang" jawab kiyai Ahmad sambil tersenyum

Eyang Lukman pun mengangguk da tersenyum

" Memang nya ada apa eyang?" Tanya kiayi Ahmad

" Berjanjilah padaku Ahmad, kelak jika anak mu itu lahir, tolong kamu nikahkan lah dengan cicitku kelak... Nanti setelah cucu ku menikah dan dia mempunyai anak, maka nikahkan lah mereka, kalian kan juga sahabat baik dan dekat..."

" Tapi kalo anak kamu itu laki laki, dan cicit ku perempuan , semisal anak yang di kandung istrimu itu perempuan dan cicit ku laki laki maka tetap di lanjutkan saja, kecuali mereka berjenis kelamin sama "  pesan eyang Lukman

Eyang Lukman...adalah kakek dari sahabat nya kiyai Ahmad.

Off flashback..

" Iyah Abah , ummi inget kok, jadi gimana bah?"

" Nah ...sekarang kan Zaidan juga sudah dewasa dan sudah memiliki pekerjaan , bagaimana kalau kita lanjutkan perjodohan ini"

" Iyah Abah, ummi sangat setuju, ummi seneng banget kalo Zaidan nanti menikah, dan kita nanti punya putri baru Abah " girang ummi Aminah

Sedangkan di depan pintu kamar kiyai Ahmad dan ummi Aminah, ada seorang yang sedang mengintip dan menguping pembicaraan mereka

Yang tak lain tak bukan , ia adalah mba sity, mba santri yang bantu bantu ummi Aminah memasak di dapur.

Ana uhibuka Fillah mas zaidan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang