BAB 50 Rumah sakit

51 3 0
                                    

Syakhira menyusuri koridor rumah sakit dengan air mata yang tidak hentinya turun . Brankar yang membawa Zaidan ke ruang UGD Rumah sakit semakin cepat masuk membawa pasien yang terlihat lemah , alat medis yang seadanya kini terpasang di tubuh Zaidan hingga bisa membantu Zaidan sedikit bertahan .

Syakhira terus menggenggam tangan Zaidan . Kadang ia ikut berlari untuk mengajarkan langkah nya dengan brankar Zaidan yang bergerak cepat .

Begitu sampai di depan pintu yang bertuliskan UGD Syakhira terpaksa melepas tangan suaminya karena dilarang masuk.

" Maaf, mba. Dilarang masuk"

Syakhira menatap nanar Zaidan sebelum akhirnya terpaksa harus melepas tangan nya.

" Tolong selamatkan suami saya suster" pinta Syakhira begitu pintu akan di tutup   sang perawat itu hanya mengangguk, lantas buru buru menutup pintu membawa Zaidan ke dalam .

" Mas Zaidan..."

Syakhira terduduk jatuh di lantai . Matanya kembali berair , membayangkan Zaidan yangsedang kritis membuat nya sangat takut .

Syakhira kembali menangis dengan isakan kecil. Semakin lama bahunya semakin bergetar . Isakan pilu benar benar lolos dari bibir nya, kekhawatiran nya kepada Zaidan semakin menjadi.

" Ya Allah berikanlah keselamatan kepada suami hamba ya Allah " lirih nya yang berdoa kepada Allah SWT. Untuk harapan kesembuhan sang suami .

" Syakhira"
Kiyai Ahmad, dan ummi Aminah yang datang menghampiri Syakhira yang terduduk lemas di lantai .

" Abah, ummi " lirih Syakhira sambil memeluk ummi Aminah.

" Nak Syakhira, bagaimana kondisi Zaidan sekarang syanag, bagai mana kondisi suami mu " tanya ummi Aminah dengan sangat khawatir.

" Ummi, yang tenang ya...., saat ini Zaidan masih di tangani dokter dan suster kita cukup berdoa , meminta kepada Allah akan kesembuhan Zaidan " jawab kiyai Ahmad dengan memeluk sang istri .

" Nak Syakhira, Duduk dulu, tenangkan fikiran kamu, insyaallah Zaidan baik baik saja , fikiran akan kesehatan kamu, dan anak mu dengan Zaidan " ujar kiyai Ahmad yang mencoba menenangkan Syakhira.

Syakhira pun menatap sendu perut nya yang sudah semakin besar, yang di perkirakan sudah memasuki bulan ke 7 . Kehamilan

Syakhira mengelus pelan perut nya
" Malaikat umma,,, doa in ABBA yah sayang, semoga ABBA baik2 saja dan sembuh yah sayang ya " lirih nya sambil terus mengusap perut nya itu .

Begitupun ummi Aminah yang ikut mengelus perut Syakhira.

" Sebentar lagi mau Dzuhur, ayo kita bersiap untuk shalat Dzuhur dan mendoakan kesembuhan Zaidan " ujar kiyai Ahmad

" Ummi , gamis Syakhira..."

" Ummi sudah mengambil baju kamu " ummi Aminah memperlihatkan kantong berwarna putih , terlihat di sana juga ada gamis Syakhira

" Kamu bisa pakai ini, sayang."

Syakhira tersenyum mengungkapkan terimakasih kepada ummi Aminah .
Dan Syakhira pun segera mencari WC untuk berganti pakaian nya yang masih ada lumuran darah Zaidan dan di temani oleh ummi Aminah

Setelah selesai mengganti pakaian mereka pun berjalan menuju Mushola untuk menunaikan shalat Dzuhur, dan di sana mereka mendapati kiyai Ahmad sedang berdzikir .

" Emm...ummi , Dady sama momy belum Syakhira kasih kabar, syakhira mau menelfon Dady sama momy dulu yah mi " izin Syakhira yang baru ingat

" Tidak usah nak, tadi Abah sudah memberi kabar ke orang tua mu juga ke Zain, dan ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini, insyaallah mereka sebentar lagi akan datang" ujar ummi Aminah dengan lemah lembut nya .

" Alhamdulillah, terimakasih ummi " ucap Syakhira sambil memeluk ummi Aminah
" Iya sama sama sayang, ya sudah ayok kita wudhu dan shalat Dzuhur berjamaah sama Abah " ujar ummi Aminah yang langsung di setujui oleh Syakhira

Dan mereka pun berjalan menuju tempat wudhu , dan selesai mereka pun masuk ke dalam mushola yang tersedia di rumah sakit tersebut.

  " Assalamualaikum warahmatullah...."

   Seiring selesainya salam , buliran air mata kembali terjatuh membasahi mukena syakhira.ia menghapus cepat air matanya , mencoba fokus untuk memulai dzikir setelah sholat.
Namun sudah mencoba tidak menangis , air mata nya masih tetap saja berair mengingat Zaidan yang kini terbaring lemah di UGD .

" Astagfirullahaladzim "....

Syakhira menarik napas panjang , mencoba memulai dzikir dengan khusyuk. Beberapa menit kemudian ia merasa sedikit tenang dalam berdzikir. Selesai berdzikir ia juga mengangkat tangan nya untuk berdoa yang di pimpin oleh kiyai Ahmad.

Syakhira pun juga ikut mendoakan akan keselamatan suami nya di dalam hati nya.

Untuk berdoa seperti biasa , Syakhira terlebih dahulu memuji dan mengagungkan Allah . Berlanjut membaca sholawat untuk nabi Saw . Barulah ia mulai meminta apa yang ingin ia utarakan. Terutama perlindungan juga keselamatan Zaidan.

    ' ya Allah ampuni hamba ya Rabb...ampuni hamba karena telah lalai menjadi istri yang baik untuk mas Zaid, berikanlah kesebuhn kepada suami hamba ya Allah , izin kan kami untuk bisa bersama lagi, izin kan kami untuk bisa membangun runah tangga yang bahagia di bawah ridha mu '.

Syakhira mengusap telapak tangan nya ke wajah. Buliran airmata ia hapus begitu merasakan pundak nya di sentuh ummi Aminah .

" Kita segera kembali ke ruangan Zaidan yah sayang , sepertinya orang tua mu dan zain sudah tiba . " Ujar ummi Aminah dan langsung di angguki oleh Syakhira.

Dan mereka bertiga pun berjalan menuju ruangan di mana Zaidan di rawat.

.

.

Next part....😋😍.
Jangan lupa vote and command biar semngt buat update part2 selanjut nya ❤️😭😁.

Ooiya btw yang blm follow Instagram aku ...
Instagram: enrza_
Instagram: ana uhubukka Fillah mas Zaidan

Ana uhibuka Fillah mas zaidan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang