MOMEN 19 - Tuntutan untuk Kelana

144 20 7
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak guys.

***

"Jadi gimana, Ma?" tanya Kelana sekali lagi.

"Kamu yakin mau gabung di management itu, Lan?"

"Kalau Lana sih setuju," jelas Kelana. "Mereka bisa bimbing Lana buat lebih baik lagi, Ma. Lana nggak bisa ngebayangin kalau harus berjalan sendirian di dunia hiburan kayak gini."

"Mama tahu." Ami mengembuskan napas keras. "Ini bukan soal ada yang ngebimbing atau enggak. Ini soal yakin atau enggak. Kalau kamu ikut management, secara otomatis kamu benar-benar full kerja, Lan. Sementara, kerja itu tugas Mama."

"Ma." Kelana yang awalnya duduk di hadapan Ami, kini berpindah ke sisi ibunya. Dia merangkul mamanya sejenak. "Sebelumnya, kita sudah ngobrolin masalah ini kan? Nggak ada cara lain. Di dunia inilah, peluangnya lebih besar. Kita butuh banyak uang, Ma."

"Ya sudah," ucap Ami. "Mama serahkan sepenuhnya ke kamu. Apa pun keputusan kamu, Mama dukung."

Ucapan itu terasa berat keluar dari mulut Ami. Kelana bisa melihat dari raut wajah serta bibir yang bergerak dibarengi getaran.

"Doakan Lana biar sukses ya, Ma."

"Mama nggak pernah berhenti mendoakan kamu."

"Soal Mang Dadang, jadi ke sini kan?"

Pertanyaan itu disambut diam.

"Setelah masuk sekolah, Lana nggak bisa lagi jaga toko dari pagi, Ma. Belum lagi syuting. Pasti toko nggak bakal keurus. Sementara, Lana juga nggak bisa biarin Mama kerja." Kelana menghela napas. "Mang Dadang harus jadi ke sini, Ma. Dia bisa dimintai tolong untuk gantiin Mama jualan."

"Mama udah sehat kok." Ami tersenyum. "Mama bisa jualan lagi."

"Kelana nggak bakal ngizinin Mama. Kalau pun tetap mau ke toko, Mama hanya boleh ngawasin aja. Yang angkat baju, yang layanin pelanggan, serahin ke Mang Dadang." Kelana menatap ibunya serius. "Lagian, kemarin udah ditelepon kan kalau dia emang butuh kerjaan? Soal gaji, nanti kan ada dari keuntungan toko. Kelana juga berjuang di dunia enterteint. Jadi jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja."

Kelana melihat jika mamanya memang sudah jauh lebih baik. Tapi, bukankah tampilan kini serasa tipu daya? Jantung Ami bisa kambuh sewaktu-waktu. Dan lagi, meski ibunya bisa membaik dengan bantuan obat-obatan, dokter tetap menunggu ketersediaan Ami untuk menjalankan operasi.

"Ya sudah," ucap Ami. "Mama akan suruh Dadang ke sini."

***

Kelana mengusap dada saat dia sudah sampai di suatu ruangan. Di dalam ruangan itu, dia mendapati seorang lelaki berbadan besar dengan tato di belakang leher berbentuk love. Kelana mengerutkan kening. Dia siapa?

"Kak," ucap Kelana.

Saat ucapan itu mengudara, barulah orang yang Kelana panggil itu memutar badan. "Hai Girl."

Kelana mundur satu langkah. Dia masih ingat sosok yang begitu ramah dan seru saat di acara Bincang Tawa. Sosok yang juga berkata bahwa dia akan mengajari banyak hal kepada Kelana. Sekarang, sosok itu ada di sini?

"Nggak usah lebay deh." Irgi memberenggut. "Sini cepet. Gue udah rindu sama lo!"

Kelana mengangguk dengan dibarengi senyum tipis. Dia menyalami Irgi. Sementara setelahnya, Irgi langsung memeluk Kelana dengan begitu erat. Kelana merasakan kehangatan dari sikap Irgi.

"Ini tahun kedua gue kerja bareng Pak Adi sebagai fashion stylist," ucap Irgi. Kelana tahu, Pak Adi itu CEO KAM. Ya, meskipun Kelana sendiri belum pernah bertemu langsung dengan orang itu. "Sekarang, gue dikasih tugas buat nyulap elo jadi cewek yang beda dari sebelumnya."

"Menyulap?" Kelana mengerutkan kening.

"Setiap talent baru akan dibimbing, kemudian image-nya akan dibentuk sebaik mungkin. Tujuannya? Tentu saja supaya menarik dan bertahan di dunia enterteint."

Kelana mengangguk-angguk.

"Lo harus tahu, dunia enterteint itu keras. Nggak banyak yang bisa bertahan di sini. Apalagi buat orang yang Cuma ngandelin viral karena joget-joget doang."

Ucapan Irgi cukup membuat badan Kelana menegak. Pasalnya, bukankah selama ini Kelana merasa tidak punya bakat atau skills apa-apa? Hobinya hanya joget-joget biasa. Dan Kelana tidak bisa menyebut kemampuan joget yang tidak seberapa itu sebagai keahlian.

"Jadi, elo udah siap?" tanya Irgi.

Kelana mengangguk.

Irgi mundur dua langkah. Dengan mata tajamnya, dia melihat Kelana dari atas sampai bawah. Dia melihat rambut Kelana yang lepek, wajah Kelana yang kusam, badan Kelana yang terbilang menjulang untuk ukuran remaja kelas 2 SMA, tetapi masih perlu dibentuk supaya semakin bagus. Yang membuat Irgi mengerutkan kening, dia mendapati Kelana masih menggunakan celana jeans dan kaus lusuh yang seharusnya sudah tidak digunakan oleh seorang bintang.

"Kalo lo tampil kaya gini di publik, lo bisa diketawain, Lana!" tegas Irgi. "Untung aja lo dipertemukan sama gue. Kalau enggak, mati lo!"

Kelana menelan ludah mendengar ucapan Irgi.

"Sekarang, beresin barang lo," ucap Irgi. "Kita pergi ke salon gue di Kalibata. Gue bakal merancang banyak hal soal lo di sana."

"Tapi saya belum ketemu Pak Adi, Kak," ucap Kelana.

"Pak Adi nggak mungkin ketemu talent baru. Dia hanya bisa ditemui saat talent itu udah terbilang sukses di management-nya. Tadi, gue udah sempet ngobrol sama Pak Adi. Dia nyuruh gue buat ngurus elo."

Sebenarnya, Kelana sedikit kecewa dengan ucapan Irgi. Sebagai talent baru di sini, Kelana ingin berterima kasih karena Adi sudah memberi kesempatan. Tapi ya, apa boleh buat? Petinggi sebuah perusaan tidak selalu bisa ditemui dengan gampang. Termasuk Adipura Antariksa.

"Yuk!" Irgi membuyarkan lamunan Kelana.

Kelana mengekori Irgi untuk keluar dari ruangan itu. Dalam langkah pelan, otaknya tidak berhenti berputar. Terutama menyusun berbagai pertanyaan tentang dirinya sendiri. Apa yang akan terjadi setelah ini?

"Oh iya, mulai hari ini, lo bakal punya asisten pribadi, Lan. Selama ini, elo pernah mimpi bakal punya orang yang ngurusin kehidupan elo nggak? Ke mana pun lo pergi, tuh asisten bakal ngintil terus. Apa pun yang lo minta, dia bakal turutin!"

Ocehan itu membuat Kelana lagi-lagi mengerutkan kening. Memorinya berputar ke masa lalu saat dia harus belajar mandiri sejak dini. Sekarang, bahkan kehidupannya akan diatur oleh seorang bernama 'asisten pribadi'.

Kelana berdecak. Dia tidak tahu, akan sejauh mana kehidupannya berubah.

***

Kira-kira, Kelana bisa bertahan di dunia enterteint nggak ya?

Glow Up Moment (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang