MOMEN 16 - Bertemu Seseorang

161 26 6
                                    

Udeh selasa aja nih guys. Saatnya update Glow Up Moment nih. Jangan lupa vote dan comment yaa. Selamat membacaaa.

***

 Beberapa kali, Kelana melihat wajahnya sendiri di cermin. Perpaduan bedak, blush on, lipstik, dan beberapa jenis make up lainnya menempel dengan sempurna di kulit Kelana. Kelana pernah dengan sengaja memoles wajahnya dengan make up milik sang mama. Namun pada saat itu, hasilnya tidak sebagus sekarang. Detik ini, Kelana seperti berpindah ke raga yang lain. Raga yang dirasa lebih bersinar.

"Udah beres?" seseorang memecah lamunan Kelana.

"Udah, dong." Make up artist yang menangani Kelana berbicara penuh ekspresi. Meski tidak memiliki rambut panjang, cowok itu menggibaskan kepala. "Kenapa?"

"Lima menit lagi segmen dua, Kelana harus sudah siap-siap di depan," kata crue bernama Dion.

"Okey ...." Dimas, sang make up artist melirik ke arah Kelana. "Sekarang, coba kamu berdiri, Sayang."

Pelan-pelan, Kelana mendorong kursi ke belakang, lantas berbalik menghadap dua pekerja TV itu. Baik Crue atau pun sang penata rias, keduanya berdecak kagum.

Saat ini, badan Kelana dibalut dengan terusan selutut berwarna hitam. Terusan itu terlihat unik karena bagian roknya justru menggunakan kain hitam bermotif biru muda yang memperlihatkan keceriaan. Sementara dari pinggang ke atas, pakaian itu dibalut pula oleh tulle berwarna hitam. Pakaian itu terlihat cocok di badan Kelana yang ramping. Apalagi gaya rambut Kelana yang panjangnya sepunggung itu sengaja dibuat curly.

Kelana sama sekali tidak menyangka akan didandani seperti ini. Dari rumah, dia mengenakan celana jeans berwarna biru muda dengan atasan kemeja yang digulung setengah tangan. Penampilan itu jauh berbeda dengan saat ini.

"Awesome," kata sang panata rias. "Nggak sia-sia kita punya wardrobe keren. Akhirnya ada juga bintang tamu yang cocok pake pakaian kita."

"Terima kasih," kata Kelana. "Jadi, aku sudah harus ke depan?" tanyanya lagi.

"Ya," kata Dion. "Yuk, gue anter."

Sebelum benar-benar berjalan, Kelana mengangkat kakinya pelan-pelan. Baru pertama kali dia memakai ankle strap heels. Kelana merasa aneh sendiri melihat kaki yang biasanya terbalut kaus kaki dan sepatu snikers, kini berganti gaya dengan mengenakan sepatu 'perempuan'.

"Bisa nggak, Sayang?" tanya penata rias.

"Bisa, Bang," jawab Kelana.

"Panggil, Sis, jangan Bang," sambung Dimas.

"Ah iya, sorry, Sis." Kelana sedikit menahan tawa mendengar ocehan lelaki yang badannya sedikit gembul itu.

Kelana melangkah ke luar ruangan. Dia seperti tengah berjalan di atas karpet merah dalam suatu acara. Sangat hati-hati.

"Ruangan lo di sana, Ken," kata seorang crue.

Kelana yang tengah berjalan menyusuri lorong studio mendadak berhenti saat mendengar crue yang memberi arahan. Terlebih, suara itu berasal dari depan Kelana. Kebekuan itu disusul dengan pelototan syok karena Kelana melihat sosok yang dia tahu.

"Kak." Kelana menahan Dion. "Itu, Ken ...."

"Kentara Zil Antarariksa," jawab Dion. "Lo tahu?"

"Idola gue itu, Kak." Kelana menekan dada.

"Dia jadi bintang tamu juga, tapi di segmen tiga. Setelah elo!" lanjut Dion. "Kalo ada kesempatan, lo bisa minta foto sama dia. Tapi tunggu dia selesai wawancara di segmen tiga ya."

Glow Up Moment (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang