MOMEN 34 - Latihan Cheers

88 16 0
                                    

"Five, Six, seven, eight!"

Suara Clarissa menandakan dimulainya gerakkan selanjutnya dalam pemanasan. Clarissa, Kelana, Indi, Ayu, dan Putri, melakukan Step and Hands Up. Kompak, mereka melangkahkan satu kaki ke depan berbarengan dengan mengangkat kedua tangan hingga lurus vertikal dalam delapan pengulangan.

"Okey, cukup," ucap Clarissa setelah selesai. "Lo udah dikasih tahu Kak Jihan kan soal posisi?"

Kelana mengangguk.

"Gue ingetin lagi kalau lo akan dicoba buat jadi Flyer," sambung Clarissa.

"Sebenernya gue ragu saat Kak Jihan nunjuk gue sebagai Flyer." Kelana mengembuskan napas berat. "Gue kan bisa dibilang pemula, sementara Flyer itu termasuk salah satu posisi yang berisiko. Jadi ...."

"Lo nggak usah ragu, Lan." Clarissa menatap Kelana. "Setiap posisi dalam pertunjukkan Cheers itu semuanya berisiko. Mau Base, mau Second, mau Backer. Cheerleaders ini soal kekompakan. Kalo ada satu posisi yang gagal, gagal semuanya. Jadi sebenarnya, keselamatan elo adalah tanggung jawab bersama."

Kelana membayangkan dirinya sebagai seorang Flyer. Dia akan menjadi orang yang paling disorot. Bukankah Flyer seolah artis utama dalam Cheers? Dia akan di lempar ke atas, seolah sedang melakukan atraksi memukau.

"Lan." Lagi, Clarissa berbicara. "Kenapa Kak Jihan milih lo? Ya jawabannya karena dia yakin lo bisa. Apalagi, badan lo paling ramping di antara kita semua. Ini juga salah satu penentu keselamatan. Semakin ringan badan Flyer, semakin gampang orang-orang di posisi lain menahan."

"Okey." Kelana akhirnya mengangguk. "Gue coba."

"Bagus!" Clarissa tersenyum. "Ingat ya. Akan sangat wajar kalau ada insident dalam kegiatan latihan atau pertunjukkan. Lo inget gue? Gue juga pernah jatuh saat jadi Flyer di acara lomba."

Kelana ingat. Bahkan salah satu senjata yang sering dipakai Kelana untuk melawan Clarissa adalah soal insiden itu. Dulu, Clarissa sering sekali marah jika Kelana mengungkit hal yang dianggap memalukan tadi.

"Gue, Indi, Ayu, dan Putri bakal nahan badan lo dari bawah ya," ucap Clarissa. "Tenang, latihan sekarang bukan soal lempar melempar kok. Latihan melayang kayak gitu harus dilakukan banyak orang. Untuk saat ini, kita hanya akan latihan keseimbangan."

Kelana mengangguk-angguk.

"Gerakkan pertama disebut Chicken Half," jelas Clarissa. "Jadi, kami berempat bakalan menahan kaki lo, setelahnya kaki lo bakal diangkat sejajar dengan dada kami. Ini posisi basic dalam gerakkan Cheers. Masih ada posisi lain yang lebih sulit. Misal posisi piramid bertingkat, gerakkan melayang di udara, dan lain-lain."

Kelana mendesah mendengar penjelasan itu. "Sangat menantang."

"Nah, gerakkan kedua disebut Chicken full." Clarissa bak guru yang sedang menjelaskan. "Hampir sama seperti Chicken Half sih sebenarnya. Hanya saja, kami akan mengangkat kaki lo sampai atas."

"Waw." Kelana berdecak.

"Tentu saja, gerakkan ini perlu keseimbangan. Baik dari kami yang di bawah, maupun dari lo yang di atas."

Setelah berbagai penjelasan dari Clarissa dan teman-temannya, akhirnya latihan benar-benar dimulai. Kelana diharuskan naik dengan posisi santai ke tangan mereka. Di awal-awal, badan Kelana bergetar. Wajahnya juga memerah. Beberapa kali tubuhnya oleng ke beberapa arah. Tentu saja percobaan itu tidak berhasil. Dia yang tegang malah jatuh ke lantai.

Percobaan kedua, Kelana sudah mulai siap. Clarissa juga terus memberikan motivasi. Hingga kemudian, Kelana bisa berdiri meski kakinya bergetar hebat. Dia hanya mampu berdiri lima detik di atas tangan teman-temannya. Tidak begitu buruk.

Glow Up Moment (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang