05 › dokter gila.

1.6K 227 4
                                    

dengan telaten Raiel membenarkan simpul dasi sang dominan yang pagi ini sudah lebih dulu rapi ketimbang dirinya yang tadinya bangun sedikit terlambat dari biasanya dan jika saja si Bashkala tidak membangunkan, mungkin ia akan benar-benar terlambat bangun; itu semua karena pikirannya yang tertimbun dengan jadwalnya hari ini.

"mikirin apa?"

Raiel tertegun, ia berbalik untuk mengambilkan jas. "Gak ada." lalu memberikan jas itu pada Bashkala.

"Raiel."

"ya?" Raiel menatap Bashkala dengan alis tertaut bingung, "apa salah jas?"

"kamu kenapa?"

pertanyaan singkat yang mampu membuat Raiel membuang tatapan dari sosok dominan Bashkala, "aku baik-baik aja. Urus aja urusan masing-masing seperti apa yang kamu katakan sebelumnya." lalu memasuki kamar mandi, meninggalkan si Bashkala yang terdiam ditempatnya.

"bukan urusanmu, urus saja urusanmu sendiri."

Bashkala tersindir. Roda kehidupan berputar memang ada, Tuhan maha membolak-balikkan keadaan dan saat ini Bashkala berada tengah-tengahㅡdiatas juga dibawah Raiel, menginjak-injak harga diri submissive Hasteraka bukanlah hal yang mudah dilakukan sebab submissive sah-nya itu memiliki pemikiran yang terkadang tak sampai dipikiran si Bashkalaㅡseperti kondisi detik ini juga, Bashkala tidak pernah menyangka bahwasanya submissive yang selalu memberikan atensi lembut padanya kini berubah menjadi keacuhan dan datar, membuat si Bashkala bingung bahkan merasa asing.

dulu Raiel adalah tipe orang yang tidak ada kapoknya meski sudah berkali-kali ditolak bahkan dihardik Bashkala. Tapi, mungkin si Hasteraka sudah muak dan lelah sehingga memilih diam. Tapi, sampai kapan?

Bashkala menggeleng pelan, ia memasang jam tangannya lalu meraih tas kantornya sebelum turun ke lantai bawah dan menunggu Raiel selesai mandi untuk sarapan bersama.

"bibi?"

bibi adalah kepala asisten rumah tangga Bashkala bungsu itu, "iya.. pak?" sudah bekerja selama Bashkala dan Raiel menikah dan tinggal menetap dirumah itu, kurang lebih tiga tahun.

"akhir-akhir ini selama saya ke kantor, Raiel dirumah melakukan apa saja?"

"pak Raiel ya.." si bibi melirik lantai atas terutama pintu kamar sang majikan yang masih tertutup, "sering melamun tapi kadang keluar rumahㅡ"

"kapan?" Bashkala mengrenyit, submissivenya itu keluar rumah? kapan? dan dengan siapa? kenapa tidak memberitahunya?

"akhir-akhir ini, pak."

seingat Bashkala; dulu Raiel apabila ingin keluar rumah selalu meminta ijin darinya. Tapi, kenapa sekarang tidak? ada apa dengan submissive-nya itu?

"pak, saya permisi dulu." pamit si bibi yang lebih dulu menyadari kehadiran Raiel.

Bashkala mengangguk lalu beralih menatap si submissive yang mendudukan diri dikursi makan. "Raiel." panggilnya hanya direspon lirikan singkat, "kamu ada masalah apa?" finalnya.

"gak ada, aku gak punya masalah dan kalaupun aku punya pasti kamu gak akan mempermasalahkan."

"jangan seperti ini, Raiel."

Raiel mengrenyit tak suka, "seperti bagaimana ya?" balasnya.

"kamu diam seperti itu justru tidak akan menyelesaikan masalah, hanya membuat semakin membingungkan."

"then what should i do? bertingkah bodoh? aku sudah gak sanggup." Raiel menatap netra Bashkala, "kamu keterlaluan.. Satria."

si Bashkala terdiam.

12. Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang