"turunkan foto itu, jelek."
bibi mematung saat perempuan yang entah datang tiba-tiba memasuki rumah Bashkala dan langsung menunjuk dengan ekspresi jijik pada sebuah foto pernikahan dari pasangan yang merupakan majikannya. "Maaf, nona.. foto ituㅡ"
"turunkan."
perintah yang sangat membuat bibi kebingungan saat ini, mematuhi atau tidak sebab bibi sangat takut jika tuan Bashkala-nya mengamuk. "Maaf, nona.. saya tidak bisa melakukan perintah anda." tolak pelayan lainnya membuat wanita itu melotot kesal.
"kau! berani-beraninya kalian tidak mau mematuhi perintahku?!"
"kami hanya mematuhi pak Satria dan pak Raielㅡ"
"hei, asal kalian tau ya! aku ini nyonya kalian! jadi, kalian harus mematuhi perintahku!" tekan wanita itu dengan nada tinggi, "lihat saja nanti saat Bashkala pulang! aku akan melaporkan kalian semua yang tidak mematuhi perintahku dan aku akan meminta Bashkala untuk memecat kalian!"
keempat pelayan rumah Bashkala menunduk dan mengangguk saja sebelum berlalu meninggalkan wanita yang menurut mereka adalah wanita gila.
"hanya seorang pelayan saja mereka berani berlagak seperti itu! lagipula bagaimana cara Raiel memperlakukan para pelayan tidak tau diri itu?" omel wanita itu sebelum mendudukan diri disofa ruang utama dan mulai berangan-angan akan pernikahan mewahnya dengan Bashkala sebelum kelahiran bayinyaㅡwanita itu mengusap perutnya, "kau membuatku sangat beruntung karena kehadiranmu tepat saat hubunganku dengan Bashkala nyaris berakhir karena submissive sialan itu."
silent
the silent Raiel and the confused Satria"kamu gak becus! hanya bertemu dan meminta maaf pada Raiel saja kamu tidak bisa melakukan keduanya, dasar pengecut!"
Satria menghela nafas samar ketika mendengar segala hardikan yang dikeluarkan sang ayah, "maaf."
"ayah gak butuh maaf dari kamu, useless."
Letnan mendengus kasar, "kamu bertemu dengan ayah Raiel kan? apa yang kamu sampaikan padanya? apology?"
Satria mengangguk, "aku meminta maaf pada ayah dan baba Raielㅡ"
"have you forgiven yet?" balas Jendral yang duduk disebelah Letnan.
"mereka mengatakan jika maaf itu harus aku sampaikan pada Raieㅡ"
"bodoh, memang seharusnya kamu terlebih dulu meminta maaf pada Raiel kemudian pada kedua orang tuanya!" sentak Letnan yang benar-benar kesal dengan ungkapan Satria, "kamu itu gak bodoh kan?" sarkasnya.
"Letnan.. sudah cukup." lerai Laksmana yang datang setelah membereskan dapur bersama Tyona dan Juansa, "apa kamu juga tidak tau pada siapa kamu telah berbuat paling salah?" tegurnya pada Satria yang menatap lantai rumah. "Papa kecewa sama kamu, really disappointed because you papa have to lose one of the best son-in-law."
"maaf.."
"maaf kamu belum tentu bisa mengembalikan menantu papa." celetuk Jendral sinis, "berkali-kali kakak juga sudah bilang untuk menyelesaikan perselingkuhanmu kan?"
"kakㅡ"
"kakak tau kalau Satria selingkuh?" selidik Letnan pada Jendral yang spontan menutup mulutnya, "why didn't you tell the family?"
Jendral meringis, "karena kakak pikir Satria gak akan sampai sejauh inㅡ"
"yang namanya perselingkuhan itu sudah jauh dari kata hubungan sehat apalagi jika salah satu dari mereka yang berselingkuh sudah memiliki hubungan sah." tegur Juansa yang sedari tadi menyimak disamping Tyona.
KAMU SEDANG MEMBACA
12. Silent
FanfictionRaiel hanya diam, membiarkan Satria bertingkah semaunya sampai surat gugatan singgah dimeja kerja dominan Bashkala itu.