18 › gila.

1K 153 4
                                    

less complicated and less feel? sorry.

silent
the silent Raiel and the confused Satria

"papa gak akan setuju kalau kamu menikah dengan wanita itu setelah perceraian kamu dengan Raiel, nggak akan pernah papa restuin kamu meskipun kamu menikahi wanita itu sebagai bentuk pertanggung jawaban!" Laksmana berseru seolah ucapannya adalah mutlak dan harus dipatuhi putra bungsunya, "kalau kamu nekat menikahi wanita itu maka jangan harap kamu bisa memberi warisan keluarga Bashkala kepada putra kamu dari wanita itu bahkan jangan harap bisa memberi nama keluarga Bashkala pada putra kamu itu, camkan itu!"

"papa, itu keterlaluan." Satria membalas seolah memberi penolakan, "bagaimana bisa aku tidak memberi nama Bashkala pada putraku?"

Laksmana mendengus sinis, "memang kamu yakin bayi yang sedang dikandung wanita itu adalah bayi kamu? apa kamu yakin?"

Sersan, Letnan dan Jendral yang duduk disofa saat ini memilih untuk diam dan menyimak perdebatan diantara Satria dan Laksmana.

Satria menarik nafasnya, "dia udah kasih bukti DNA ke aku kalau cocok sama aku."

"nonsense, lalu kamu dengan mudah percaya? isn't she a paid woman who always plays with men who willingly give her paid money..?" celetuk Jendral, "dan kamu percaya jika yang dikandung dia adalah bayi kamu lalu disisi lain bisa saja bayi pria lain?"

"kak."

"come on, you're so stupid." balas Letnan dengan malas, "aku gak menyangka kalau adikku sebodoh ini."

"bahkan wanita itu bisa saja memalsukan DNA bayinya agar kamu mau bertanggung jawab, Satria." celetuk Sersan yang sedari tadi menyimak, "ayah juga gak setuju kalau kamu ingin menikahi wanita itu alih-alih sebagai pertanggung jawaban atas bayi yang sedang dikandungnya padahal wanita itu adalah wanita bayaran yang bermain dengan pria manapun sehingga bisa saja bayi yang ada dikandungnya itu adalah bayi pria lain dan bukan bayi kamu."

Satria menghela nafas samar.

"biarin aja dia nekat, kan nanti dia gak kebagian warisan." ledek Jendral membuat Letnan tertawa.

Laksmana menatap miris si bungsu yang akhir-akhir ini menjadi pusat bully oleh putra kedua dan pertamanya, "bukan perkara warisan tapi papa gak mau kamu dimanfaatkan oleh wanita sembarangan itu maupun wanita sembarangan lainnya."

"kalau gak mau dapat yang sembarangan ya jadi dominan pemilih biar dapat yang pemilih juga, setara lah." lagi, Jendral dengan mudah mengolok-olok Satria yang enggan membalas.

Letnan menyeletuk, "misal ya Raiel."

"nah, betul itu." imbuh Sersan seolah bergabung dengan kedua putra sulungnya untuk mengolok putra bungsunya.

lagi-lagi Jendral melanjutkan, "tapi berhubung kamu sudah masuk ke dalam kubangan sembarangan yang silahkan dinikmati ya."

Laksmana dengan tajam menatap bergilir tiga dominan Bashkala yang duduk dan mengolok putra bungsunya, "kalian bertiga lebih baik diam kalau tidak bisa memberi nasihat yang benar." yang langsung membungkam ketiga dominan Bashkala itu.

detik berikutnya Laksmana beralih menatap si bungsu yang masih bungkam dan menunduk, "good for you if indeed Raiel has forgiven you." tak dapat dipungkiri juga jika Laksmana lega saat pagi ini putra bungsunya itu datang dan memberitahu jika calon mantan menantunya telah memaafkan kesalahan fatal putra bungsunya itu, "tapi gak bagus buat kamu jika kamu tetap berniat menikahi wanita itu setelah sidang resmi perceraian kamu dengan Raiel."

12. Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang