11 › cukup.

1.5K 241 15
                                    

tidak sekuat dulu, yang bahkan saat dimaki dengan kalimat semerendahkan mungkin ia tetap tersenyum seolah mendengar sebuah pujian. Kali ini, Raiel benar-benar ingin menangis, benar dan sungguh, tepat saat mendengar kalimat merendahkan keluar dari mulut sosok wanita dihadapannya saat iniㅡyang siang hari ini mendatangi dirinya dikantor hanya untuk memperlihatkan benda persegi panjangan dengan dua garis terpampang nyata disertai dengan kertas pernyataan dari dokter.

"Bashkala pasti bahagia kan?"

Raiel tertegun, membisu.

"he is going to be a father, haha." tawa wanita itu mengisi ruangan Raiel. "Dia tidak mendapatkan status sebagai ayah saat bersamamu tapi dia mendapatkan status itu saat bersamaku." ujar wanita itu lagi.

Raiel tersenyum tipis, "apa kamu bahagia memiliki anak dari pria yang sudah menikah?" balasnya dengan tatapan lembut kearah si wanita.

"apa kamu sedih karena suamimu lebih senang menghabiskan waktu diluar rumah bersama aku?" celetuk wanita itu, "ah.. lebih baik kamu intropeksi tentang apa yang membuat suamimu itu memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersamaku daripada kamu." lalu beranjak dari kursi, "dimataku kamu kurang menarik.. apalagi dimata suamimu itu..? sudah ya, aku pergi dulu.. sepertinya bayiku merindukan ayahnya."

Raiel tak menanggapi ujaran pamitan yang dilontarkan si wanita, ia terlalu fokus menatap testpack dengan pikiran memikirkan banyak hal tentang suaminya yang pada akhirnya membuat wajahnya kembali basah, ia menangis tanpa suara lagi.

apa benar jika Bashkala sebahagia itu saat bersama Soraya? apa benar jika Soraya begitu menarik dimata Bashkala?

Raiel menarik nafas saat dadanya semakin terasa sesak, ia membuka laci mejanyaㅡmengambil map yang ia dapatkan kemarin, ia membuka map itu dengan tatapan yang langsung jatuh pada bagian tergugat.

Bashkala hebat, lagi-lagi berhasil membuat submissivenya menangis hebat.

Raiel meraih pulpennya, dengan tangis yang kembali luruhㅡia menuliskan data pribadi milik Bashkala; sosok tergugat, sebelum pada akhirnya Raiel menandatangani kertas gugatan perceraian itu dibagiannya sebagian sosok penggugat, ya, Raiel menggugat cerai Bashkala.

silent
the silent Raiel and the confused Satria

"don't joke, Soraya."

Soraya mendengus kesal, "buat apa aku bercanda sama kamu? aku serius.. kenapa kamu gak percaya sih?"

"tiba-tiba kamu datang dan kasih tau aku tentang hal sebesar ini?"

tatapan jenggah Soraya layangkan. "Aku udah telpon kamu semalam dan hasilnya apa? kamu gak angkat, bahkan nomor kamu aktif! aku juga hubungin sekretaris kamu dan dia juga bilang kalau nomor kamu gak aktif juga. Jadi, kamu masih mau bilang ini tiba-tiba?" cercanya dengan nada kesal menjelaskan.

Bashkala kembali membaca surat yang tadi tunjukkan oleh Soraya, dengan teliti dan seksama. "Kamu yakin bayiku?"

"Bashkala?" Soraya melotot tak percaya atas pertanyaan Bashkala, "aku bahkan hanya berhubungan denganmu meskipun aku hanyalah selingkuhanmu!" serunya marah, bagaimana bisa si Bashkala bertanya seperti disaat ia benar-benar mengharapkan hubungan yang serius dengan pria itu? "Come on, kali ini jangan jadi bajingan dihadapanku dan bayiㅡ"

"aku gak bisa."

"huh? gak bisa apa?"

Bashkala melipat kembali kertas laporan kehamilan itu, "gugurin bayi itu."

plak

tamparan Soraya layangkan, "jangan gila kamu ya!" hati wanita itu sakit, "kamu jangan lari dari tanggung jawab! kamu gak bisa melakukan itu, Bash! apalagi kendalanya, hah? apa lagi-lagi tentang submissivemu itu? apa tentang Raiel yang bahkan tidak bisa memberikan kamu keturunanㅡakh!" Soraya memekik diakhir kalimatnya saat Bashkala meraih rahangnya dengan kasar.

12. Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang