Perfect Love

149 23 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Juan mengantarkan Jihan dan Sien hari ini. Sudah beberapa hari semenjak kejadian Sienna, Juan menjadi protektif terhadap keduanya. Juan kenal dengan Jevan sebagai sesama pengusaha. Hubungan mereka pun tak terlalu dekat. Yang jelas Juan hanya tau Jevan merupakan sosok pemimpin yang gagah dan berjiwa bisnis tinggi. Sosok Jevan dikenal dengan ketegasan dan otoriternya.

"Nah udah sampe.."

"Makasih Juan, abis ini kamu berangkat kerja kan?"

"Em.. Hari ini aku bakal sama kamu dan mbak.. han"

"Loh udah 3 hari kamu ga ke kantor Juan!"

"Ya gimana, aku khawatir sama kalian"

"Kamu ga percaya sama aku?"

"Bukan gitu han.."

"Aku dan yang lainnya bisa jaga diri kok! Kalo kamu ninggalin kerjaan kamu terus kayak gini, kasian yang kerja sama kamu" omel Jihan

"Han—"

"Kamu berangkat kerja sekarang atau aku gamau ketemu sama kamu lagi" teriak Jihan halus sembari mendorong kursi rodanya sendiri

"Juan.. Jihan benar, kita terima kasih sama kebaikan kamu dan keluarga. Tapi jangan buat hal ini malah bikin kamu ga tanggung jawab sama kerjaanmu"

"Aku sayang sama Jihan mbak"

"Iya mbak tau, mbak bisa kok merasakannya. Jihan cuma ga mau kamu lolos tanggung jawab... Sekarang gini, kamu kasih waktu buat mbak ngobrol sama Jihan ya.. Nanti kalo Jihan udah tenang mbak kabarin"

"Iya mbak makasih, kalo gitu aku berangkat ke kantor"

"Iya.."

Di dalam toko semua bisa merasakan aura hitam yang dikeluarkan Jihan. Jihan termasuk orang yang jarang sekali marah bahkan hampir tidak pernah. Setiap hari Jihan selalu tenang dan ceria. Hal ini baru pertama kali mereka lihat.

Sien menghela nafas ketika melihat Jihan. Jihan memang dewasa dan bijak namun dia masih muda, dan emosinya tentu belum se-stabil itu. Hal itu wajar bagi Sienna.

"Mbak.. Jihan kenapa?" tanya Yuri pada Sien

"Marah" jawab Sien santai

"Bertengkar kah sama Juan!?" kaget Yuri

Kanya, dan Jea yang berada disamping mereka pun juga terkejut. Pasalnya hubungan Juan-Jihan jauh dari kata ribut. Mereka selalu terlihat manis dan lengket.

"Kok kaget, wajarkan kalo berantem"

"Mereka ga pernah sekalipun bertengkar loh mbak!" sahut Jea

"Ga pernah bukan berarti ga mungkin bertengkar kan?"

"Iya sih mbak"

"Udah lanjut kalian, kalo ga mau kena marah Jihan juga. Marahnya orang yang ga pernah marah itu serem loh" peringat Sien

Lalu ketiganya kembali ke pekerjaan masing-masing.

***

Pekerjaan Jihan jadi kacau, ia tidak fokus. Setelah mengomeli Juan tadi pagi ia merasa bersalah. Juan sudah banyak membantu Jihan. Akan tetapi, Jihan juga masih kesal karena Juan jadi mengabaikan kewajibannya sendiri.

"Mbakk.." panggil Jihan dengan mata berkaca-kaca

"Iya han.. Kenapa sayang?" jawab Sien lembut

"Jihan jahat ya ke Juan.. Jihan cuma ga mau Juan jadi lalai sama kewajibannya"

Three of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang