Selamat membaca:)
.
.
."Bokap kecelakaan Cha..." kata Jay sambil menangis
"Ke-kec-kecelakaan?"
"Hm, kemarin papa bilang mau balik ke Indonesia karena minggu depan hari peringatan mama. Dia buru-buru terbang dari Inggris. Sebenernya semalem aku mau kabarin kamu untuk temenin aku jemput papa, tapi pas aku mau jalan papa bilang udah on the way ke rumah terus telpon mati tiba-tiba. Aku panik dan ga tau harus hubungin siapa lagi" terang Jay sembari menangis
"Ma-maaf, aku ga angkat telpon kamu semalam. Pasti kamu ngerasa panik.." ucap Icha merasa bersalah
Jay hanya diam namun tetap memeluk Icha erat.
"Sekarang gimana keadaan papa kamu?"
"Udah di rumah sakit, dan.... ..... koma..." balas Jay dengan suara mengecil di akhir
Mata Icha tentu membulat
"Papa ngalamin pendarahan hebat, bersyukur nyawanya masih tertolong kata dokter" lanjut Jay
"Aku takut cha... Aku takut papa pergi"
"Jay, kamu tenang dulu ya.. Kita gatau bagaimana rencana Tuhan. Yang paling penting sekarang kita sama-sama berdoa dan ngejaga papa kamu" sahut Icha sembari melepas pelukan keduanya
Jay hanya mengangguk lemas
"Kamu masih ada kelas?" tanya Icha
"Ngga ada"
"Ya udah aku temenin kamu makan siang dulu abis itu kita ke rumah sakit. Kamu juga butuh asupan biar kuat jagain papa ya" ucap Icha dan Jay hanya menurutinya.
Icha mengajak Jay makan di tempat biasanya. Jay bahkan mengeluarkan air matanya ketika makan. Jay anak tunggal, ia pasti khawatir dengan keadaan orang tuanya apalagi ia saat ini hanya berdua saja dengan sang ayah.
"Jay, dihabisin makannya ya" sahut Icha lembut
"Aku ga nafsu lagi cha, aku mau ketemu papa"
"Ya udah, kita bayar abis itu aku yang bawa mobilnya ya"
Jay mengangguk, menuruti perintah Icha. Beruntung tahun lalu Icha mengikuti kursus belajar mengendarai mobil. Ia juga sudah mendapatkan SIM.
Setelah membayar dan Jay memberitahu alamat Rumah Sakit, mereka segera berangkat. Mata Jay yang sipit tadinya, bertambah sipit lagi karena terus menangis.
"Papa kamu dirawat di ICU"
"Iyaa..."
Mereka bergegas menuju ruang ICU. Sesampainya disana ayah Jay baru saja selesai diperiksa oleh dokter. Saat Jay kuliah tadi, ayahnya dijaga oleh sang asisten pribadi sang ayah yang kemarin tidak ikut pulang bersama.
"Om Ayden, gimana keadaan papa?"
"Sudah lebih baik dari kemarin Jay kata dokter. Kita banyak banyak berdoa ya..."
"Ya, thanks om.. Ah kenalin ini Icha, temennya Jay"
"Halo! saya Ayden asisten pribadinya pak Jun, ayahnya Jay.. Salam kenal"
"Salam kenal juga om, saya Icha"
Tak lama setelah berbincang, panggilan telpon terdengar dari ponsel milik Ayden. Ia meminta izin Jay dan mengangkat telpon diluar.
Icha mengelus pundak Jay pelan menyalurkan semangat. Lalu ia menatap ayah Jay yang terbaring disana. Ia melihat beberapa luka setelah kecelakaan kemarin.
Pintu terbuka menampilkan Ayden yang terpogoh-pogoh menuju ke Jay.
"Jay, maaf.. ada keadaan mendesak... Saya harus pergi, apakah tidak apa jika kalian berdua saya tinggal dulu?" tanya Ayden dan diangguki lemah oleh Jay
KAMU SEDANG MEMBACA
Three of Us
General FictionTiga wanita cantik yang hidup saling melengkapi dan memotivasi satu sama lain . Wanita pertama ialah Sienna Diandra, memiliki aura misterius dan penampilan bak dewi menjadi daya tariknya. Masa lalu yang kelam membuatnya bersikap dingin pada orang-or...