She is Mine

129 10 2
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Hari ini Jihan nengajak Juan untuk ke makam orang tuanya. Juan dengan semangat mengiyakan bahkan membatalkan jadwalnya sehari ini untuk bersama Jihan.

"Kamu beneran gapapa sehari ini nemenin aku?" tanya Jihan khawatir

"Iya sayang! Aku udah bilang Mr. Jo untuk handle... Pokoknya aku mau seharian bareng kamu! Udah lama juga aku ga jalan seharian sama kamu kan"

Juan memang sibuk sekali akhir akhir ini sehingga jarang menghabiskan waktu bersama Jihan. Terkadang ia meminta Jihan mengantar bekal ke kantornya, dan melalui jalur khusus untuk sampai di ruangannya.

Keduanya tiba di makam dan mulai membereskan lalu mendoakan orang tua Jihan.

"Ayah, ibu, kenalin ini Juan calonnya Jihan. Tolong restui hubungan kami berdua dari atas sana ya" sahut Jihan setelah berdoa

Juan tersipu kemudian meminta restu pada orang tua Jihan

"Ehm.. Ayah ibu.. Saya minta izin dan restunya untuk menjaga serta menggantikan peran kalian di hidup Jihan. Mungkin tidak sama persis seperti apa yang kalian lakukan dulu tapi saya akan berusaha yang terbaik. Saya berjanji tidak akan menyakiti maupun mengecewakan Jihan dan menerima dirinya apa adanya. Yah.. Walau kadang Jihan usil dan jahil pada saya" curhat Juan

"Ih ngga ya.. kapan aku gitu? Kamu tuh yang suka usil sama jahil" seru Jihan tak terima

Mereka saling melempar candaan di hadapan makam orang tua Jihan hingga telepon masuk ke handphone Juan.

"Halo Jo, ada apa?"

"Ini tuan muda, pak Jackson tetap memaksa saya untuk tetap melaksanakan jadwal makan siang hari ini. Saya sudah menolak namun beliau tetap memaksa, beliau akan menemui tuan besar dan nyonya jika anda tidak datang"

"Hah.. Kenapa harus melibatkan orang tua saya.." jawab Juan dan melihat ke arah Jihan

"Ya sudah dimana restorannya biar saya kesana setelah ini" lanjutnya sembari melihat jam tangannya

Mr. Jo pun mengirimkan lokasi yang Juan minta. Setelah melihat sekilas, Juan menyimpan handphonenya.

"Ada kerjaan ya?" tanya Jihan melihat raut wajah Juan yang sedikit kesal

"Iya, ada klien yang bebal banget! Kamu ikut aku ya.. Cuma sebentar aja"

"Nanti aku ganggu"

"Ngga sayang, sekalian makan siang" ajak Juan sambil memperlihatkan jam tangannya

"Ya udah kalo kamu bilang gitu, yuk"

Keduanya pamit ke makam orang tua Jihan dan bergegas menuju restoran yang dituju. Sebelum masuk ke ruang dimana kolega Juan menunggu, mereka memutuskan untuk mencuci tangan dan merapihkan pakaian karena dari pemakaman. Di dalam ruangan mereka disambut lebih dulu oleh Mr. Jo yang sudah hadir atas perintah Juan.

"Silahkan tuan muda, dan nona. Saya akan tunggu di luar" pamit Jo

"Siang, Mr. Jackson"

"Siang, Mr. Juan dan—"

Jackson membolakan matanya melihat Jihan yang mirip sekali dengan mendiang istrinya.

"Jihan, calon istri saya" ucap Juan sambil merengkuh erat pinggang Jihan

"Salam kenal saya Jihan" balas Jihan, mengangguk ke arah Jackson lalu Yoona

Hati Jackson berdebar mendengar suara Jihan yang lembut. Ia merindukan istrinya. Penampilan, suara, semua benar-benar mirip dengan mendiang istrinya.

Three of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang