Selamat membaca:)
.
.
.Jihan mendapat kabar dari calon ibunya kalau kekasihnya sakit, tidak lain dan tidak bukan ialah Juan. Juan bersikap manja dan tidak mau makan kalau tidak ada Jihan disisinya.
Omong-omong waktu itu Jihan hanya diam karena ia tahu jika ia memberikan pernyataan, masalahnya akan bertambah panjang. Bukan berarti Jihan marah, hanya ia sedang kesal dengan Yoona yang sampai sekarang berusaha mendekati Juan. Meskipun Juan tak menanggapi lagi karena takut Jihan pergi.
Mungkin terdengar kekanakan, padahal Juan bisa dianggap tidak memiliki kesalahan. Akan tetapi, ia jadi kepikiran 'Mengapa Juan dan keluarganya tidak mempublikasikan dirinya' . Ia sadar dirinya yang dulu memang belum pantas untuk diberitahu media, tapi saat ini ia sudah seperti gadis normal lainnya.
Jihan menggelengkan kepalanya keras agar membuyarkan pikiran negatif. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu berpikir positif. Toh masa depan tidak ada yang tahu! Jika ia tidak ditakdirkan bersama Juan maka ia akan selalu mengingat kebaikan keluarganya sampai hari akhir nanti.
Busway yang ditumpangi Jihan berhenti tepat di halte sebelum gang masuk perumahan Juan. Tadinya Elisa menawarkan supir untuk menjemput Jihan, tetapi Jihan tolak karena tidak ingin merepotkan. Jihan berjalan dan menyapa ramah para petugas yang menjaga gerbang. Tibalah Jihan di rumah Juan.
"Sayang kamu sudah datang?"
"Iya mom.. Ini Jihan buat bubur di rumah, Jihan hangatkan sebentar ya.."
"Makasih sayang"
Jihan menghangatkan bubur buatannya, kemudian berjalan menuju kamar Juan.
"Juan" panggil Jihan
"Hmm" sahutnya
"Makan dulu yuk"
Juan bangkit dari tidurnya dibantu oleh Jihan.
"Panasmu udah turun" sahut Jihan
Jihan pun menyendokkan buburnya dan meniup pelan agar tidak terlalu panas. Ia hendak menyuapi Juan, namun Juan tidak juga membuka mulutnya. Rupanya sang kekasih masih kesal karena dirinya pergi saat Juan berada di luar negeri padahal sudah lewat beberapa waktu lalu.
"Hmm.. Kayaknya ada yang masih marah gara-gara aku pergi pas masih di luar negeri ya. Padahal kan enak bisa naik pesawat yang bunyinya shuuuuuu shuuuuuu" ucap Jihan sembari menggerakan tangannya layaknya pesawat terbang
Juan menahan tawa melihat tingkah manis Jihan, hingga akhirnya ia menerima suapan tersebut.
"Sini makanannya aku makan sendiri aja" kata Juan akhirnya bersuara
"Yakin? Ga mau pesawat-pesawatan aja.. Ini sebentar lagi terbang lohh"
Juan akhirnya tersenyum dan menggeleng. Ia menolak tawaran Jihan barusan dan mengambil alih piring ditangan Jihan. Juan makan dengan tenang dan Jihan yang mengelap mulut Juan sesekali.
"Kamu lusa malam ga ada acara kan han?" tanya Juan
"Ngga, emang kenapa?"
"Gapapa, aku mau ajak kamu pergi"
"Kamu masih sakit Juan.."
"Udah ngga kan aku udah berobat"
"Berobat? Kapan?"
"Ini sekarang, dihadapan aku obatnya"
"Gombal"
"Hahahaha" tawa keduanya.
***
Lusa pun tiba, sore harinya ada seseorang suruhan Juan yang mengantarkan Jihan sebuah gaun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three of Us
General FictionTiga wanita cantik yang hidup saling melengkapi dan memotivasi satu sama lain . Wanita pertama ialah Sienna Diandra, memiliki aura misterius dan penampilan bak dewi menjadi daya tariknya. Masa lalu yang kelam membuatnya bersikap dingin pada orang-or...