Harapan yang menjadi Nyata

138 22 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.
.

Keesokan paginya, mereka bertiga sarapan di rumah Juan. Seusai sarapan keluarga Juan akan memberitahu berita baik kemarin sekaligus meminta izin pada Sienna dan Icha.

"Mumpung kalian berdua ada disini, ada yang ingin kami dibicarakan" sahut Jordan

"Kalau boleh tau ada apa om?" tanya Sienna

"Hasil pemeriksaan Jihan sudah keluar" sahut Jordan menggantung dan melihat reaksi gugup keduanya

"Keadaan Jihan bisa disembuhkan, kemungkinan Jihan bisa berjalan kembali 60%"

"Syukurlah/Puji Tuhan" sahut keduanya dengan bahagia

"Lalu apa yang bisa kami lakukan om?" tanya Icha dengan terharu

"Sebenarnya saya, tante, dan Juan memiliki rencana untuk membawa Jihan terapi jalan dengan kakak saya. Kebetulan kakak saya ahli dalam bidang tersebut"

"Wah... Terima kasih banyak om!" sahut Sienna senang sampai mengusap air matanya

"Iya om terima kasih!"

"Em...tapi..." Jordan menggantung kalimat selanjutnya karena tak enak hati melihat binar di mata kedua kakak angkat Jihan tersebut

"Tapi kenapa om?" tanya Icha

"Paman bekerja di rumah sakit Amsterdam" ungkap Juan

Sienna dan Icha terkejut mendengar ucapan Juan barusan. Itu artinya keluarga Juan akan membawa Jihan ke luar negeri.

"Rumah sakit keluarga kami yang disana memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan lebih baik daripada yang di Indonesia"

"Bukankah di RS Indonesia sudah banyak ya om?" tanya Sienna sedih

"Iya mbak, namun tenaga disana lebih terlatih dan profesional. Jadi kami mengusulkan untuk Jihan dirawat disana" jawab Juan

"Masalah biaya kalian tidak perlu khawatir. Kami yang akan menanggungnya" tambah ibu Juan

"Tapi siapa yang bakal jaga Jihan disana?" tanya Sienna

"Keluarga besar kami cukup banyak disana. Ibunya tante juga tinggal di Amsterdam, Jihan sudah berkenalan waktu itu" terang Elisa

"Kami ga akan memaksakan kalian dan ga perlu buru buru. Kami akan ikut apapun keputusannya" tambah Juan bijak

Sienna dan Icha menatap Jihan dalam. Tentu semua ingin melihat Jihan kembali normal, tapi jika harus keluar negeri mereka tentu khawatir. Bukannya tidak percaya pada keluarga Juan, namun mereka sudah membantu banyak. Sienna dan Icha merasa Jihan juga tak enak hati pada keluarga ini.

"Kalo gitu kasih kami waktu untuk berdiskusi ya.. Yang jelas kita juga mau yang terbaik untuk keadaan Jihan" sahut Sienna

Keluarga Juan mengangguk setuju.

***

Malamnya, Sienna dan Icha tidur di kamar Jihan.

"Jihan setuju kalo ke Amsterdam?" tanya Icha

"Aku juga bingung kak.. Aku pengen sembuh tapi kalo merepotkan keluarga Juan terus aku ga enak hati. Mereka emang ga ngomong tapi aku sadar diri kak"

"Iya kita paham kok han.. Jujur mereka baikkkk bangett tapi kita berdua juga masih belum terlalu 100% percaya. Bukannya mau pikiran jelek ya han.. Tapi kita baru kenal belum ada lebih dari 1-2 tahun" sahut Sienna

"Hu'um mbak, itu dia pertimbangan aku lainnya. Kadang aku overthinking.. Kepikiran negatif kalo mereka mau sesuatu dari aku.. Tapi ya dari segi banyak aspek mereka lebih mampu"

Three of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang