05|dikantin

1.4K 135 2
                                    

Happy Reading


































Setelah kejadian tadi, Juna pun langsung bergegas masuk ke kamar mandi dan berganti.

Sementara itu dikamar mandi...

"Minghao kamu tadi berani banget sumpah, katanya kamu ngga tau Juna kok itu kamu tau? Sejak kapan kamu kenal dia?"

Septian bertanya berturut-turut tanpa jeda. Dan Minghao hanya bisa menatapnya bingung.

"Septian.....kamu...bisa ngerapp ya?"

Dan ya pertanyaan polosnya lah yang diberikan.

"Lagian kamu nanya apaan sih? Jangan cepet-cepet dong, ga jelas tau"

"Iya deh jadi, kamu kenal sama Juna dimana? Terus kenapa tadi kamu pegang kepalanya?" Septian bertanya dengan lebih pelan.

"Ooh itu, aku mah kenalnya tadi, terus kepalanya aku elus karena tadi kepalanya kejedot pintu angkot yang aku naikin juga ke sekolah"

Sejak kapan Juna pernah naik angkot? Bukankah biasanya ia mengendarai motor kesayangannya itu? Septian bertanya-tanya dalam hati.

Tapi ia lebih takut kalau Minghao terlibat dengan Juna, secara dia tau beberapa tentang Juna.

"Oo..ooh yaudah deh ayo kita ganti aja cepetan"

Setelah mereka berganti, mereka langsung menuju lapangan untuk memulai pelajaran olahraga, begitupula Juna.

~~~~~~~

Kringg~~kringgg~~~(bel:)

Bel istirahat sudah berbunyi dan waktunya mereka semua berisitirahat dari pelajaran melelahkan.

Minghao dan Septian sedang berjalan menuju kantin mereka yang berada di belakang gedung B atau IPS.

Saat mereka sudah sampai disana, langkah mereka terhenti saat terdengar suara kesakitan dari salah satu anak yang dikerubungi murid-murid lainnya.

"Akhh"

"Puas lu kotorin baju gw?!?!" Terlihat seorang pemuda sedang berdiri dan hanya melihat murid yang terduduk di lantai tanpa berniat menolongnya.

"Ma..maaf aku n..ngga seng..ngaja"

Dan murid yang terduduk dilantai tersebut hanya bisa meminta maaf kepada siswa lainnya.

"Halah lu kotorin baju gw loh ini, dan apa? Maaf? Ngga cukup kata 'maaf' lu itu"

siswa tersebut sudah siap untuk kembali menampar murid dibawahnya itu.

"STOP JUNAA!!!" Tiba-tiba saja Minghao berteriak sembari melindungi murid yang tergeletak tersebut.

"Kenapa kamu tampar dia?! Lagian dia juga udah minta maaf kok! Masih kurang maafnya? Keadaan dia udah begini loh!"

Ya siswa yang menampar murid lainnya itu ialah Juna, si berandal sekolah. Dan murid-murid lain yang melihatnya hanya menatap Minghao cengo.

Berani banget si Minghao ya, kira-kira begitu kalimat yang ingin mereka lontarkan.

Septian yang melihatnya pun sudah panik bukan kepalang akan tingkah sahabat polosnya itu.

"Udah Minghao yuk kita pergi"

Septian juga berusaha membujuk Minghao dan membantu murid yang tergeletak untuk berdiri.

Juna? Ia hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Nggak bisa Sep, dia udah lukain murid lainnya, ngga boleh kita kayak gitu!"

Dan Minghao hanya bisa terus membela murid tersebut tanpa memperhatikan bahwa dirinya juga sudah tidak aman.

Tetapi Juna hanya diam saja dan mengembalikan tangannya yang semula berada di atas kini turun perlahan dan tidak membalas satupun perkataan Minghao.

Murid lain pun tambah bingung, sedahsyat itu kah kemarahan seorang Minghao? Sampai-sampai bisa membuat sang Raja sekolah ini tutup mulut?

~~~~~~~~

Kemana Juna yang tidak suka dibantah?
Kemana Juna yang suka membalas apa yang lawannya lakukan kepadanya?
Kemana Juna yang emosian?

(yntkts) g.

Votenya kakakkk

Pawang | Junhao svt [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang