19|sakit?

930 70 0
                                    

Happy Reading















Dimulai Juna yang cemburu oleh Minghao, dan membuat Minghao pusing bukan kepalang.

Saat pulang pun ia tidak meminta Juna mengantarnya kembali.

Ia langsung lari keluar dan memesan taxi lalu pergi secepatnya.

"Loh Hao, Juna mana? Kamu pulang sendiri apa sama siapa?"

Tanya Ibu Minghao bertubi-tubi begitu melihat anaknya yang berlari cepat kearah kamarnya.

Dukk

Suara pintu kamar yang Minghao banting terdengar cukup keras.

"Huaaaaaa" dan berakhir Minghao yang menangis dengan keras.

Ia tidak peduli jika Mamahnya mendengarnya, sedari tadi ia tidak kuat menahan buliran bening yang siap mengalir dari pulang sekolah.

Ya, selama 30 menit Minghao hanya menangis tanpa henti.

Ia menangis karena bingung dengan Juna yang dari berangkat sekolah sudah mendiaminya.

Sempat menerawang kesalahan yang diperbuatnya ke Juna, tetapi tidak ditemukan sama sekali.

Berakhir ia yang menangis sampai sulit bernapas.

"Haohao ayo keluar makan malam dulu" panggil Mamah Hao karena khawatir juga Minghao tidak pernah mengurung dirinya di kamar.

"Masih kenyang Mahh, nanti aja" sahutnya dari dalam kamar.

Karena Minghao tidak suka dipaksa dan keras kepala jadilah Ibunya meninggalkannya.

Lagipula Minghao bukan anak yang tidak peduli lapar.

~~~

"Haoo! Ayo bangun, sarapan, terus sekolah" panggil Ayah Minghao di pagi hari.

Tidak ada sahutan dari dalam.

"Mahh!! Hao masih tidur tuh" panggilnya kepada Ibu Minghao.

"Hah?! Udah jam segini loh?! Mana makanan sisaan buat Minghao belum dimakan lagi. Apa jangan-jangan dia ngga keluar lagi" panik Ibu Minghao.

"Mana mungkin iih" elak Ayahnya.

Akhirnya pun Ayah Minghao mengambil kunci cadangan kamar Minghao karena Minghao menguncinya dari dalam.

Setelah dibuka hanya terlihat Minghao yang terbaring lemah.

"Minghao!! Kamu kenapa sayang?" Panik Ibunya.

"Kok Mamah sama Papa ada dua sih?" Racau Minghao.

"Udah kamu ngga usah sekolah, mending ayo kita ke rumah sakit sekarang" usul Ayah Minghao.

"Ngga mau Pah" tolak Minghao dengan tubuh lemasnya.

Karena orang tua Minghao sudah tau bahwa Minghao keras kepala, jadilah mereka tidak jadi membawa Minghao ke rumah sakit.

Mereka memanggil dokter yang biasa menangani keluarga Pratama.

Setelah diperiksa, ternyata Minghao hanya demam biasa karena kelelahan dan tidak mengisi perutnya.

Jadilah ia tidak bersekolah.

~~~

Hari ini Juna kebingungan mencari Minghao, entah dikelas, perpustakaan, sampai kantin pun tidak ada.

"Eh Sep, lu liat Minghao?" Tanyanya begitu melihat Septian akan ke kantin.

"Loh kan Minghao ngga berangkat, sakit dianya" bingung Septian.

"Hah? Lu ngga tau Jun?" Tanya Varka karena ia sedang bersama Septian.

"Kok Minghao ngga ngasih tau ya?" Gumam Juna.

"Jadi?" Tanya Varka kemudian.

"E..eh gapapa, makasih ya"

"Btw kemaren kalian ada masalah ya?" Tanya Septian karena kemarin mereka benar-benar menjaga jarak.

"Mending diselesaiin dengan kepala dingin deh" usul Varka.

"Iya iya makasih"

Setelah itu Juna pun kembali kekelasnya.

~~~~~~~


Haiiii...
Ini udah mendekati 'end' ya,
Bener" short story deh.

Voment juseyooo & thx for u all💖

Babayyy...

Pawang | Junhao svt [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang