Happy Reading
●
♡
●
♡
●
♡
●
♡
●
♡
●
♡
●"JUNAAA!!! BANGUNN!!"
Di hari Sabtu sore hari yang seharusnya tenang ini, di kediaman Juna lebih tepatnya.
Ketenangan tersebut harus berhenti karena ibu Juna yang berteriak membangunkan Juna.
"Ishhh kenapa sih Bunn"
Ketegasan Juna hilang seketika jika bersama orang tuanya, ia menjawab sambil merengek karena waktu tidurnya telah diganggu.
"Kenapa kenapa, masih nanya kamu?! Jam berapa ini?! Bunda mau masak buat makan malam tapi beberapa bahannya ngga ada sekarang, jadi kamu beli sana ke supermarket.
"Hah? Kenapa harus aku?"
"Karena kamu anak satu-satunya Bunda, jadi Bunda harus nyuruh siapa lagi selain kamu?!"
Dan Juna hanya sedang duduk sambil melamun. Mengumpulkan nyawa mungkin (?).
"Yaudah terus sekarang aku harus ngapain?" Juna bertanya dengan wajah bantalnya.
"Ya beli ke supermarket depan gang lah sana!"
Ibu Juna memerintahkan Juna sembari memberi selembar uang berwarna merah.
"Wahhh, ada sisanya ngga bun? Kalo ada buat Juna ya?"
Ketika melihat uang tersebut Juna langsung terbangun 100%.
"Iya iya sanaa"
Ibu Juna hanya meng'iyakan ucapan Juna sembari meninggalkan kamar Juna dengan seringaiannya.
Ya situ kalo ada kembalinya
Kata Ibu Juna membatin.
Setelah itu Juna berganti pakaian dengan celana training hitam dan memakai jaket hitam juga.
Juna pergi menggunakan motor matic satpamnya lantaran motornya belum diizinkan untuk diperbaiki.
Supermarket tersebut berada di titik pusat antara beberapa depan gang-gang disana.
Tidak butuh waktu lama karena hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit menggunakan motor.
Setelahnya ia masuk dan mulai membuka handphone-nya untuk membuka list bahan-bahan yang diberikan Bundanya.
●List bahan-bahan
- saos tiram
- gula pasir (500g)
- bawang putih bubuk
- daun bawang (2 ikat)
- kaldu sapi bubuk
- seledri (2 ikat)
- garamYa Juna mulai dari bumbu-bumbuan terlebih dahulu.
Saat ia akan mengambil saus tiram, ternyata ada orang lain yang juga mengambilnya bersamaan dengan Juna.
Lalu Juna menolehkan kepalanya ke orang tersebut begitu pula sebaliknya.
"Eh Kak Juna!"
"Loh Minghao!"
Ternyata orang tersebut adalah Minghao yang menghantui pikiran Juna akhir-akhir ini.
Setelah itu mereka dilanda kecanggungan, dengan Minghao yang menarik tangannya terlebih dulu baru Juna.
"Ka..Kakak ngapain disini?"
"Ak..Aku disuruh Bunda belanja beberapa barang"
"Oohh, nurut banget sama Bundanya. Idaman deh"
Tentunya kalimat yang terakhir itu Minghao katakan dengan pelan.
"Apa?"
"Ooh ngga Kak"
Kemudian mereka berjalan beriringan karena Minghao juga disuruh Mamahnya membeli bumbu dapur juga.
Kenapa Minghao juga bisa ada di sana?
Karena sebenarnya gang untuk ke rumah Minghao hanya berjarak 2 gang dari gang rumah Juna.
Kira-kira kaya gini.
Setelah mereka berdua selesai mereka menuju ke kasir.
"Kamu udah belanjanya itu aja?" Tanya Juna memulai percakapan kembali.
"Iya, Kakak juga udah?"
"Iya udah, yuk"
Entah sejak kapan Juna ketika berbicara menggunakan kata 'aku-kamu' dengan Minghao.
~~~
"Kamu pulang naik apa?"
"Aku tadi jalan kaki Kak"
"Yaudah sini aku anter"
"Ngga usah kak, duluan aja"
"Udah ayo nanti kamu diculik om-om loh"
Mendengar kata tersebut Minghao langsung menyetujui ajakan Juna dengan menganggukan kepalanya semangat, membuat Juna yang melihatnya gemas sendiri.
Setelah itu tidak ada percakapan sampai Juna mengantarkan Minghao sampai rumahnya dengan selamat.
"Makasih ya Kak Jun, jadi ngerepotin"
"Iya gapapa kok ngga ngerepotin, kakak pulang dulu ya. Sana kamu masuk"
Kata Juna sembari mengelus rambut Minghao gemas.
"I..iya Kak, ha..hati-hati"
Minghao membalasnya dengan lambaian tangan sampai Juna mulai menghilang dari penglihatannya.
'Yang diacak rambut yang ambyar hatinya'
Gumam Minghao sembari berjalan masuk.
~~~~~~~
Haiii
Idenya mentok coba😩.
Jgn lupa votenyaa dan makasihhh💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pawang | Junhao svt [End]
Fanfiction'Hanya kisah antara Juna dan Minghao yang dipertemukan secara tidak sengaja dan mulai tumbuh rasa suka pada masing-masing' Hasil murni dari otak pemberian yang maha kuasa,apabila ada kesamaan tempat,waktu maupun nama hanyalah kebetulan. 22 chap = e...