Jangan lupa voted dan komen, follow juga ya.
happy read
.
.Setelah permohonan Kyai Utsman yang sedikit memaksa dan mengatasnamakan nyawa, akhirnya Attareq sendiri yang langsung mencari kebenaran atas apa yang dijelaskan Kyai Utsman mengenai Balqis yang katanya semenjak menerima undangan pernikahan Attareq, hatinya patah bahkan hancur. Berhari-hari Balqis tidak mau makan dan minum, ia hanya melamun sambil menyebut nama Attareq. Bahkan ia sampai lupa untuk kewajibannya dalam memakai jilbab, dan terkadang pula ia mengamuk secara mendadak tak tahu sebabnya apa. Berkat rasa cintanya yang terlalu dalam itulah, Balqis menjadi tampak seperti orang gila saat mendengar Attareq akan menikah.
Tergesa-gesa dengan menepis kabut senja yang memerah, mobil Attareq diikuti mobil Paman Salim yang didalamnya terdapat Kyai Utsman juga. Attareq begitu khawatir atas kondisi yang menimpa Balqis, jika semua itu benar karenanya, Ia benar-benar akan merasa sangat bersalah.
"Laila hails anta subhanaka inni Kuntu minadzolimin.."
Sambil tangannya memegang kendali setir, Attareq terus menerus membaca doa nabi Yunus a.s berulang-ulang.
Hingga dua jam lebih perjalanan dari Jakarta menuju Bogor, Attareq langsung di arahkan menuju kamar Balqis yang terletak di lantai dua rumah mewah Kyai Utsman hasil menebarkan ilmu melalui pesantren. Pikiran Attareq sangat kacau ketika ia melihat Balqis dari daun pintu, tampak seorang wanita yang semula begitu anggun nan cantik. Kini terlihat kotor dan berantakan, tatapannya kosong sambil berjongkok dan tangannya aktif memainkan bantal.
"Masuk Attar."
Kakinya sampai bergetar saat ia melihat banyak piring dan gelas yang isinya masih penuh, pertanda Balqis belum menyentuh makanannya dari kemarin.
"Assalamualaikum, Balqis." Rinai mata Attareq begitu mendesak untuk keluar karena sedih melihat kondisi wanita yang ada di hadapannya.
Balqis perlahan membalikan badannya, dengan air mata yang mengalir dan senyum yang tertarik di pipinya," Ustadz Attar! Jilbab! mana jilbab Balqis, Pak!"
Spontan Balqis seperti orang kerasukan dengan mengamuk minta dicarikan jilbabnya sebelum berbicara dengan Attar, Paman Salim pun berusaha mencari jilbab instan di lemari Balqis dan memakaikannya. Kemudian Balqis tampak tenang dan mendekati Attareq yang masih bungkam, "Ustadz gak akan nikah kan?"
"Istighfar, Balqis."
"Saya bisa menjadi istri yang lebih sempurna, Ustadz."
*****
Attareq tersungkur ke aspal dan menyender ke belakang mobilnya ketika ia berpamitan pada Kyai Utsman setelah membuat Balqis mau makan dan tidur dengan tenang, derai air mata sudah seperti air terjun yang membelah pipinya begitu deras. Attareq menangis tanpa suara sambil menggigit kepalan tangannya agar tidak terdengar siapapun, hidupnya begitu merana dan diuji saat terngiang kembali permintaan Kyai Utsman yang tampak putus asa untuk menikahi putrinya, karena hanya Attareq lah yang menjadi obat berbentuk manusia bagi Balqis."Attar.." sebuah tangan dengan halus merengkuh pundaknya yang terasa berat.
"Paman.." Attar masih menangis lalu memeluk Paman Salim yang tak tega melihat keponakannya sudah harus memilih antara dua variabel berat. Anisa' wanita yang dicintainya atau Balqis yang sangat membutuhkannya.
"Sabar, Attar. Pikirkan matang-matang, Kyai Utsman sudah banyak membantu kamu di Mesir," ucap Paman Salim yang membuat Attareq semakin bimbang.
"Saya sangat mencintai Anisa', Paman."
"Perlahan kamu juga bisa mencintai Balqis, dia anak yang Sholeh, pintar dalam memasak."
Attareq menggeleng pelan, penawaran sempurna itu tak membuat ia tergiur untuk meninggalkan Anisa'. Bersusah payah ia membawa gadis itu pada dunianya, bagaimana bisa ia dengan mudah melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Waktu (Al-Asr) [Tamat]#gloriouswritingcontest2023
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! (Sebuah cerita penguat jiwa ) "Intuisi pelik Attareq dalam meluluhkan hati tak bertuhan." Attareq adalah seorang dosen biologi yang tak sengaja dipindahkan menjadi dosen Agama Islam, bertemu dengan Jean, mahasiswi yang se...