Guys!!! Cerita Attareq dan Anisa' ready!!! jangan lupa voted, komen dan follow ya
happy read
.
.
.Anisa' yang tergesa-gesa menutup pintu kamarnya karena tak ingin Attareq menariknya kembali dalam sebuah perdebatan yang ia tahu arahnya akan kemana, sementara Attareq yang berusaha mengejar Anisa', terlihat kaget saat dibalik jendela sudah ada Susilawati yang ternyata sedari tadi mendengar percakapan keduanya.
"Demi Allah, Attar. Ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk mempermainkan wanita."
"Attar tidak mempermainkan, Bu. Hanya saja..." Attareq seperti kesusahan mencari kata yang pas untuk merampungkan kalimatnya.
"Kasihan?" tebak Susilawati dengan sorot mata kecewa.
"Bu, maafkan Attar. Hanya saja semua ini terlalu membingungkan, bagaimana bisa Attar menutup mata pada Balqis yang sakitnya karena Attar."
"Sungguh itu bukan salah kamu, Attar. Mentalnya menurun bukan karena kamu, tapi karena perbuatannya sendiri."
"Balqis seperti itu karena rasa cintanya pada kamu yang berlebihan melebihi rasa cintanya pada Allah, bahkan sebelumnya pun kamu tidak pernah memberinya harapan kan? Maka ia harus bertanggung jawab sendiri atas rasa fanatiknya itu. " Baru kali ini Attareq mendengar Ibunya berbicara dengan suara yang tinggi.
"Attar sangat mencintai Anisa', Bu."
"Mungkin Attar yang akan gila jika kehilangan dia," lanjutnya.
"Yasudah kalau begitu nikahi saja Anisa', kamu hanya perlu menatapnya saja."
"Maaf, Bu."
"Apa kamu yakin akan menikahi seorang gadis yang sudah hilang akalnya?"
Dari kejauhan dibalik pintu kamar, Anisa' pun mendengar perdebatan di ruang tamu itu. Karena Susilawati berbicara dengan nada tinggi, ia sedikit kecewa mungkin karena anaknya ini telah merendahkan martabat perempuan.
"Seumur hidup pun, Bapak kamu tidak pernah ada niat untuk menduakan Ibu, Nak. Tidak kah kamu harusnya mencontoh sikap itu?"
"Iya, Bu. Attar akan mencari solusi untuk semua ini."
"Wajar jika Anisa' sangat kecewa, ia sudah menggantungkan seluruh hidupnya pada kamu," jawab Susilawati yang merasa malu pada Anisa'.
"Attar tahu, Attar janji tidak akan mengecewakan Anisa'. Attar akan cari jalan keluarnya."
Susilawati memeluk Attareq yang sudah tampak kacau, ia sama sekali belum pernah melihat anaknya sehancur dan sebingung ini. Di elusnya dengan lembut puncak rambut Attareq yang mulai gondrong, sesekali ia menciumi pelipis anaknya itu. Ia tahu betul bahwa pilihan yang sedang dihadapi anaknya sangatlah sulit, jika ia harus menolak Balqis, maka harus disertai jalan keluar.
"Attar pamit."
"Ke Jakarta sekarang?" tanya Susilawati.
"Iya, Bu. Lagipula Anisa' sedang tidak ingin berbicara dengan Attar."
"Baik kalau begitu, Ibu percaya kamu tidak akan mengecewakan Anisa'. Ibu tahu betapa cintanya kamu pada Anisa'."
****
Padahal iklim semesta sedang baik-baik saja, namun nampaknya dunia Attareq bagai paralel dalam bagian molekul bumi yang sedang berjelaga meminta jawaban paling baik pada tanduk penguasa. Setiap sepertiga malam saat semua hamba sedang terbuai dengan mimpinya, Attareq bersimpuh diatas sajadahnya meminta kebaikan dan kemudahan. Tapi setelah beberapa hari ia berdiskusi, bahkan bisa dikatakan berdebat dengan Anisa'. Ia tak kunjung mendapat jawaban, bahkan pikiran dan hatinya yang kian hari semakin tidak sinkron memperparah kebimbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Waktu (Al-Asr) [Tamat]#gloriouswritingcontest2023
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! (Sebuah cerita penguat jiwa ) "Intuisi pelik Attareq dalam meluluhkan hati tak bertuhan." Attareq adalah seorang dosen biologi yang tak sengaja dipindahkan menjadi dosen Agama Islam, bertemu dengan Jean, mahasiswi yang se...