Bab 42

1.8K 245 30
                                    

WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧

BAB GAk JELAS !!

Jevan terbangun dengan perasaan tidak nyaman yang menekan dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevan terbangun dengan perasaan tidak nyaman yang menekan dadanya. Saat matanya mulai menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang masuk dari celah-celah jendela, ia merasakan sesuatu yang janggal. Perlahan ia meraba sisi tempat tidur, namun tidak menemukan apa-apa selain dinginnya seprai yang telah lama kosong.

"Gi" panggilnya dengan mata yang masih terpejam.

"Gisel" matanya membelak lebar saat menyadari sosok di sampingnya tidak ada siapapun. Wajahnya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sosok sang istri namun Jevan tidak mendengar sedikit balasan apapun.

Dia mengusap wajahnya dengan gelisah, mencoba menghilangkan ketakutan terburuk yang muncul di pikirannya. Mungkinkah Gisel benar-benar pergi? Apakah dia sudah lelah dan tidak mau lagi melihatnya? Bagaimana jika perempuan yang baru saja ia nikahi, ibu dari anaknya, memilih untuk meninggalkannya karena kenyataan bahwa dirinya adalah pria yang telah membuat hidup Gisel menderita selama ini?*

Jevan segera bangkit dari tempat tidur dan mulai mencari Gisel.

"Gi kamu di dalem?" Tanya Jevan pada balik pintu kamar mandi yang tertutup namun tidak ada suara apapun yang mengartikan kamar mandi tersebut kosong.

"Gisel" Jevan jadi Overthinking buru menggambil ponselnya dah menghubungi nomor wanita yang belum ada sehari menjadi istrinya.

Suara operator wanita yang menunjukan bahwa panggilannya di rejeck membuat Jevan makin kalang kabut.

Setiap langkahnya semakin berat, rasa takut semakin menguasainya. Apakah Gisel benar-benar pergi? meninggalkan Jevan sendiriani dan tak memberikan kesempatan?

Jevan keluar dari kamarnya sembil berlari jangan tanya bangaimana penampilan pria itu yang jelas masih terlihat tampan meski sedikit kusut khas orang bangun tidur.

"GISEL"

"GI"

Tak ada jawaban. Ia pun menuruni tangga dengan langkah terburu-buru, hampir terpeleset beberapa kali. Rasa cemas mendorongnya untuk mempercepat langkah, sementara pikiran-pikiran buruk terus berputar di benaknya.

"MAMIH"  Jevan teriak memanggil sang ibu. Kediamannya terasa sunyi, seolah kosong tak berpenghuni.

Kaki terus melangkang mencari orang-orang rumah yang entah dimana. Jevan sendiri sudah menghubungi Gisel tapi tidak ada balasan dan panggilan telpon darinya terus di tolak membuat dia semakin prustasi.

BABY FATHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang