Bab 24

1.4K 101 2
                                    

WARNING CERITA MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo

Gisel menagis kembali setelah mendengarkan penjelasan mengenai keadan Vano yang tak lain buah dari kelalaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gisel menagis kembali setelah mendengarkan penjelasan mengenai keadan Vano yang tak lain buah dari kelalaiannya. Bayi kecilnya di diagnosa pneumonia, karena tubuh Vano sedikit lebih renta bisa saja penyakit ia dapatkan karena tertular oleh orang dewasa namun dokter juga memberitahu bahwa kondisi ini akan membaik dalam 3-6 minggu.

"Sudah berhenti menangis Dokter bilang Vano akan membaik"

Tetap saja Gisel merasa perihatin melihat keadaan putranya, meski ia sudah tahu tapi hatinya tetap terluka melihat jarum inpus yang kini menusuk kulit bayi kecilnya.

"Tidur Gi, jangan sampai lu juga ikut sakit gue gak mau yang ngurusin lu"

"Maaf aku lagi-lagi merepotkan mas Jevan"

Jevan menghela napas maksud ucapnya tidak seperti itu, tapi tidak mungkinkan dia bilang secara gambalang jika ia khawatir. Tunggu tapi kenapa dia harus khawatir?

Sudahlah ia pusing lebih baik ia pulang dulu untuk membawa barang Vano karena bayi itu di anjurkan untuk melakukan rawat inap 1-2 hari. Ini masih terlalu gelap tapi tidak mungkin kan bayi berusia 6 bulan itu akan tidur terus.

Jevan membawakan beberapa keperluan Vano dan 1 set pakaian ganti untuk Gisel ia juga menyempatkan diri untuk mandi terlebih dahulu karena hari sudah hampir pagi.

"Gi" panggail Jevan saat kembali membuka ruang rawat Vano. Bisa pria itu lihat Gisel tertidur dengan tangan yang menggam jari putranya.

Jevan meletakan barang bawaanya dan melangkah ke arah sang empu bermaksud untuk menyuruhnya pindah ke sofa bukan tidur sambil duduk seperti itu.

Ia memandangi sebentar wajah Gisel yang teridur, terlihat manis dan tenang padahal perempuan itu terlihat berantakan tapi wajah masih terlihat cantik tidak heran Vano juga terlihat menawan meski jika di telisik rupa bayi itu tidak mirip sang ibu.

"Cepat sembuh anak baik" ucap Jevan pelan mengelus dahi si bayi. Matanya kembali beralih kearah Gisel, tangannya itu dengan ragu menyentuh helaian rambut milik Gisel menutupi wajahnya.

Mengusap pelan agar siempunya tidak terusik.

Sadar akan tujuan sebelumnya, Jevan menghentikan aksi.

"Gi...Gisel? bangun.."

"Ummh.." Gisel mengerjapkan matanya sebentar dan terduduk dengan malas.

"Maaf ngeganggu tidur lu," Ucap jevan.

"Hhh... iya, kenapa? " Gisell bertanya dengan suara yang agak paruh menunjukan bahwa dia masih sangat mengantuk.

BABY FATHER | selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang